Prabowo Subianto; Istimewa, Kocak, dan Mesra Bersama PKS

Selasa, 12 Januari 2016 – 18:50 WIB
Prabowo Subianto, saat menjadi tamu istimewa dalam rakornas PKS di Depok, Selasa (12/1). Foto: M. Fathra Nazrul Islam/JPNN.com

jpnn.com - KOCAK tapi berwibawa. Begitulah penampilan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto, ketika berbicara di depan ribuan kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS), di Hotel Bumi Wiyata Depok, Jawa Barat, Selasa (12/1).

M Fathra Nazrul Islam, Jawa Pos National Network

BACA JUGA: Pengunjung Sidang di MK: Apa Seperti Ini ya Rasanya di Neraka?

Prabowo menjadi tamu istimewa dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) partai dakwah itu. Ia diminta Presiden PKS Sohibul Iman, memberikan kuliah dalam sesi "Leadership Talk". Kenapa istimewa?

Dari penuturan Sohibul, tadinya Prabowo tidak bisa hadir karena harus berangkat ke Eropa. Pertimbangan mengundang Prabowo, selain sama-sama Koalisi Merah Putih (KMP), Letjen TNI Purnawirawan itu punya banyak pengalaman. Kesabaran Presiden PKS berbuah manis. Mantan Danjen Kopassus itu menunda keberangkatannya ke Eropa.

BACA JUGA: Kursinya Digoyang, Fahri Hamzah Curhat Sambil Ngopi Bareng Wartawan

"Pak Prabowo baru nanti malam berangkat ke Eropa. Kami sudah kedatangan tamu istimewa karena kapasitas dan kapabilitasnya yang sudah teruji. Istimewa karena beliau memetingkan antum semua. Kesempatan ini jangan disia-siakan. Dengarkan, apa yang disampaikan beliau," ujar Sohibul, membuka sesi Leadership Talk.

Tiba giliran Prabowo. Dia mengatakan perjalanan hubungannya dengan PKS sebetulnya sudah lama karena banyak teman-temannya masuk partai yang didirikan pasca reformasi itu.

BACA JUGA: Yang Menang Mendapat Tepuk Tangan, yang Kalah Bulunya Dicabuti

"Waktu saya tentara mereka aktivis, waktu itu jadi aktivis islam agak dicurigai, (diselingi tawa peserta Rakornas). Agak aneh. Negara yang mayoritas islam, tapi kalau ada aktivis islam dicurigai, waktu itulah rame-rame EKA, ekstreem kanan, komando jihad dan sebagainya," tutur Prabowo.

Alhasil, lahirlah banyak partai politik setelah tumbangnya rezim orde baru. Salah satunya PKS yang di dalamnya terdapat banyak teman-teman Prabowo. Bahkan, seiring reformasi, ia merasa punya pemikiran sama dengan para sahabatnya yang bergabung dengan PKS, bahwa karena keinginan berbuat dan melakukan perubahan untuk bangsa dan negara, harus berani terjun ke dunia politik.

"Alhamdulillah. Setelah hampir 19 tahun reformasi, terdapat 10 partai. Boleh dikatakan partai-partai berskala nasional di antara 10 itu PKS selalu hadir sejak era reformasi," ujar Prabowo.

Dalam paparannya, dengan jujur Prabowo juga menyampaikan pandangannya terhadap partai yang lebih tua dibanding partai Gerindra yang didirikannya. Diakuinya, kemunculan PKS (dulu Partai Keadilan) cukup menggegerkan politik bangsa, karena kedisiplinan dan militansinya. Bahkan, Prabowo mengaku sempat takut dengan PKS meski sudah berkoalisi mengusung salah satu calon di Jawa Tengah.

"Saya pernah kampanye bersama PKS di Jateng, saya bicara sesudah itu Pak Anis Matta bicara, karena waktu itu kami dukung calon yang sama. Kerjasama Gerindra-PKS itu bukan top down, tapi berasal dari bawah. Di atas (pusat), terus terang waktu itu kami agak takut sama PKS, dulu, sekarang solid," ujar Prabowo, disambut tawa peserta Rakornas.

Apa yang membuat Prabowo takut? Mantan calon Presiden RI itu pun terang-terangan mengatakan bahwa PKS ketika itu digambarkan sebagai partai garis keras, islam radikal dengan kader orang-orang berjenggot.

"Ternyata enggak juga. Sudah dua presiden PKS nggak pakai jenggot, sekjennya juga nggak pakai jenggot, Pak Nur Mahmudi (pentolan PKS) nggak pakai jenggot, kumis juga enggak," sebut Prabowo. lagi-lagi, peserta Rakornas dan elite PKS di forum itu dibuatnya terbahak.

PKS, katanya, memang religius tapi dalam kerangka NKRI. Prabowo juga mengaku menyaksikan sendiri para kader PKS sangat nasionalis, cinta tanah air. Karenanya seiring berjalannya waktu, Gerindra-PKS semakin solid. Dan terbukti koalisi keduanya berhasil memenangkan banyak Pilkada.

Berbicara masalah leadership di sesi itu, Prabowo merendah. Katanya dia hanya akan memberi pendapat, bukan mengajari kader PKS soal kepemimpinan karena orang-orang di PKS sudah punya leadership yang tangguh karena berhasil membangun partai dari bawah, dan ditakuti.

Sampai-sampai, Prabowo juga buka-bukaan tentang banyak hal yang dicontohnya dari PKS. Salah satunya disiplin kader. Awalnya, kata Prabowo, kadernya tidak tertib seperti sekarang. Tapi begitu meniru dari PKS, kader Gerindra pun mulai disiplin meski sebelumnya ia harus mencari tahu bagaimana bisa PKS mencetak kader yang disiplin.

"Saya kumpulkan kader saya, kita harus niru PKS. Jadi saya kumpul-kumpul keterangan, apa keunggulan PKS. Katanya PKS bikin kaderisasi di gunung-gunung. Saya gak tahu apakah itu betul atau tidak," ungkap Prabowo, disambut tawa kader PKS.

"Jadi saya kumpulkan kader Gerindra, kita harus bikin kaderisasi dan harus di gunung. Terus terang saya banyak nyontek dari kalian (PKS). Alhamdulillah, setelah 2 tahun, Gerindra sudah mulai disiplin. Jadi saya cerita ini menyangkut kepemimpinan," kata Prabowo.

Selain bidang politik, Prabowo juga berbagai pengalaman tenteng kepemimpinan di militer masa Presiden Soeharto. Di akhir paparannya Prabowo kembali menyebut kemesraan partai dengan PKS.

"Kita selalu positif, kita selalu mesra, Gerindra akan selalu bersahabat dengan PKS. Kita akan selalu bersahabat dengan PKS," pungkas Prabowo, disambut standing applaus peserta Rakornas. (fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hamid Nabhan : Sekelumit Kisah Lukisan Affandi, Becak, dan Mobil Mercy


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler