Sektor pertanian Australia akan terus mengamati Indonesia dengan presiden baru Prabowo Subianto, terutama terkait kebijakan pangan seperti program makan siang dan susu gratis bagi anak-anak sekolah.

Presiden Prabowo sudah mengutarakan keinginannya agar Indonesia menjadi negara yang memiliki kemampuan swasembada pangan dalam empat hingga lima tahun ke dapan.

BACA JUGA: Sejumlah Menterinya Prabowo Ini Disorot Warganet, Ada yang Bikin Blunder, duh

Ia juga mengungkapkan komitmen untuk memperluas lahan pertanian nasional hingga tiga juta hektar.

"Kita harus mencapai ketahanan pangan dalam waktu sesingkat-singkatnya," kata Presiden Prabowo dalam pidato pelantikannya, hari Minggu lalu.

BACA JUGA: Refly Harun Dukung Pengarahan Prabowo ke Jajaran Menterinya, Singgung Jokowi

"Kita harus mampu memproduksi dan memenuhi kebutuhan pangan seluruh rakyat Indonesia."

"Bahkan, kita siap menjadi lumbung pangan dunia."

BACA JUGA: Program Makan Siang Tak Bisa Instan, Prabowo: Kita Tidak Punya Tongkat Nabi Sulaiman

Ekspor ternak hidup terus naik

Australia mengekspor sekitar 360.000 ekor ternak hidup ke Indonesia tahun lalu.

Greg Pankhurst, seorang veteran di industri ekspor ternak hidup di Australia, berharap jumlah ternak hidup yang diperdagangkan ke Indonesia akan tetap sama, meski Presiden Prabowo punya tujuan swasembada.

"Masih ada permintaan yang baik di Indonesia untuk daging segar dan sebenarnya ada perluasan tempat penggemukan sapi saat ini dan beberapa tempat penggemukan sapi baru mulai beroperasi, ini sangat positif," kata Greg.

"Terkait rencana swasembada, ini sangat ambisius dan sudah dibicarakan serta diujicobakan oleh sejumlah presiden dan menteri pertanian [Indonesia] sebelumnya."

"Kami hanya bisa mengatakan 'mendukung apa yang Anda coba lakukan,' tetapi jika itu tidak terjadi, Australia tentu akan tetap menyediakan daging sapi, ternak hidup, dan gandum, yang merupakan tiga produk utama yang kami sediakan."

Ia mengatakan rencana program makan siang gratis sangat menarik, bahkan eksportir Australia sudah menerima telepon tentang peluang memasok sapi perah ke Indonesia.

"Saya yakin [lembaga] Dairy Australia sudah mulai terlibat dan Austrade akan mendatangkan beberapa investor pada bulan Desember," kata Greg.Peluang untuk kemitraan

Ross Taylor, pendiri lembaga Indonesia Institute di kota Perth, mengatakan tujuan Indonesia untuk mencapai swasembada pangan sering kali dipandang salah oleh warga Australia.

Ia merasa kebijakan Presiden Prabowo malah akan menciptakan berbagai "peluang luar biasa" bagi pertanian Australia.

"Saya pikir [Prabowo] akan sangat pro-perdagangan … dan ia sangat tertarik dengan pangan dan bagaimana Indonesia dapat mengembangkan kemandirian dan bahkan menjadi eksportir," ujarnya.

"Kesalahan Australia adalah kita selalu melihat pasar Indonesia dari perspektif 'Kami menjual, mereka membeli'."

"Saya pikir Prabowo akan melihat pertanian Australia untuk membentuk kemitraan dan menambah nilai."

Ross mengatakan permintaan produk susu Australia dari Indonesia yang terus meningkat menjadi peluang yang jelas untuk menjalin kemitraan.

"Daripada hanya mengirim susu ke Indonesia, mengapa tidak menjalin kemitraan usaha patungan untuk memproduksi susu [di Indonesia]? Saya kira itulah yang diinginkan presiden dari Australia," katanya.

"Indonesia memiliki fasilitas dan lahan pertanian … jadi mengapa permintaan yang besar itu tidak dapat dipenuhi oleh perusahaan patungan dengan menggunakan keahlian dan pengetahuan Australia, dikombinasikan dengan apa yang dimiliki Indonesia?

"Saya kira kita hanya perlu mengubah pola pikir kita dari sekadar 'Apa yang bisa kita jual kepada mereka?'"

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemenkeu Satu

Berita Terkait