Prajurit TNI AL Terima Pengenalan Senjata Nuklir

Kamis, 07 September 2017 – 20:53 WIB
Prajurit TNI AL menggelar Latihan Bersama dengan Angkatan Laut Amerika Serikat (U.S. Navy) dengan sandi CARAT 2017 di Puslatkaprang Kolatarmatim, Ujung, Surabaya, Kamis (7/9/17). Foto: Dispen Koarmatim

jpnn.com, SURABAYA - Prajurit TNI AL menggelar Latihan Bersama dengan Angkatan Laut Amerika Serikat (U.S. Navy). Latihan tersebut menggunakan sandi Cooperation Afloat Readiness and Training (CARAT) 2017 dan berlangsung di Puslatkaprang Kolatarmatim, Ujung, Surabaya, Kamis (7/9/17).

Dalam latihan kali ini, prajurit TNI AL menerima pengenalan mengenai senjata kimia, biologis, radiologikal, nuklir dan ledakan tinggi. Pengenalan tersebut disampaikan oleh CHM Chirstopher Swinney.

BACA JUGA: Dislambair Koarmatim Juara Pertama Lomba Mancing Mania

Sebelum pembekalan kesehatan, Kadiskes Koarmatim Kolonel Laut (K) dr. Andi Abdullah, M.D., dalam sambutan tertulis dibacakan oleh Letkol Laut (K) Kuntoro Sudjianto menyampaikan Indonesia dan Amerika Serikat telah berhubungan baik sejak lama.

BACA JUGA: Dari rahim siapa Angkatan Laut Indonesia lahir?

Karena itu, antara TNI-AL dan U.S. Navy menjaga hubungan baik dan menjalankan kerja sama. Hal ini ditunjukkan dengan Latihan bersama yang rutin dilaksanakan seperti CARAT. Hubungan kerja sama ini bertujuan untuk mengembangkan profesionalitas prajurit dan menjaga hubungan bilateral yang lebih baik.

BACA JUGA: Yonmarhanlan Akui Ketangguhan Tim Satkamla Lantamal IV

Dalam pengenalan tersebut, Chirstopher Swinney menjelaskan tujuan utama dari senjata nuklir adalah kehancuran besar dari target dan personel. Sedangkan tujuan utama dari serangan biologis dan kimia adalah korban besar pada personel, hewan peliharaan dan pangan. Senjata ini disebut sebagai senjata perusak massal karena luasnya kerusakan yang disebabkan atau membunuh dan melumpuhkan jumlah yang besar populasi.

Menurutnya, pada peperangan kimia, agen kimia dapat membunuh dan melumpuhkan personel dengan meracuni darah, saraf, mata, kulit, paru dan lambung. Sedangkan dalam peperangan biologis menggunakan agen terdiri dari mikroorganisme, jamur, toksin, dan mikrotoksin yang menyebabkan penyakit yang dapat membunuh atau menciptakan ledakan besar dengan kekuatan tekanan, panas yang dasyat disertai lepasnya radiasi nuklir.

Dalam kegiatan tersebut, Chirstopher Swinney selain menjelasakan tanda dan gejala serangan KBRRN dijelaskan tentang penanggulangannya, pengobatan secara medis dan dekontaminasi, dan pengenalan istilah agen kimia antara lain, agen letal, agen saraf, agen darah, agen melumpuhkan, agen psikokimia dan agen kontrol rusuh.

Hadir sebagai peserta dalam acara tersebut yaitu perwakilan personil Korps Pelaut Koarmatim dan Korps Kesehatan TNI AL se-Surabaya.(fri/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Peduli Lingkungan, Lantamal I Belawan Tanam Bibit Pohon Mangrove


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler