jpnn.com, JAKARTA - Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Andika Perkasa mengatakan pihaknya telah proaktif terkait gugurnya prajurit TNI, Sersan Mayor Rama Wahyudi saat bertugas sebagai anggota pasukan perdamaian di Misi MONUSCO, Republik Demokratik Kongo.
Saat ini, kata Jenderal TNI Andika, mereka sedang menunggu kronologis peristiwa itu sekaligus lakukan evaluasi.
BACA JUGA: KSAD Jenderal Andika Ingin Setiap RS TNI AD Dilengkapi Lab PCR
"Itu adalah operasi di-handle Mabes TNI. Yang jelas kami akan mengevaluasi dan kami ingin mendapat kronologi yang sebenarnya,” kata Andika di Mabes AD, Jakarta Pusat, Rabu.
Menurut dia, TNI AD menyiapkan pasukan untuk misi perdamaian. Namun, untuk penugasan semua atas perintah Mabes TNI.
BACA JUGA: Kabar Duka, Seorang Prajurit TNI Tewas dalam Serangan oleh Milisi Kongo
"Walaupun kami hanya menyiapkan personel, penugasan semuanya dari Mabes TNI. Kami bisa menyiapkan mereka (prajurit) lebih siap," kata Andika.
Berdasarkan informasi yang diterimanya, ada prajurit TNI lain yang mengalami luka-luka dalam serangan tersebut.
BACA JUGA: Perintah Tegas Kapolda kepada Kapolres: Tak Patuh, Bubarkan dan Tutup
"Satu yang meninggal, satu lainnya luka-luka. Ya, mudah-mudahan masih ada harapan untuk pulih," katanya.
Terkait dengan pemulangan jenazah, mantan Pangkostrad ini mengatakan bahwa Mabes TNI yang akan segera mengurus jenazah prajurit TNI itu karena yang memberangkatkan seluruh prajurit TNI yang tergabung dalam misi perdamaian itu.
"Kalau pengurusan, jelas dari Mabes TNI karena memang operasi mereka yang menggelar, mereka yang merencanakan, kemudian menyiapkan, menganggarkan mereka, kami juga proaktif. Artinya, kami sudah berhubungan dengan keluarga dengan satuannya," ucapnya.
Meninggalnya Serma Rama Wahyudi telah dikonfirmasi oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi melalui unggahan di akun Twitter miliknya, Rabu (24/6).
“Penghargaan setinggi-tingginya kepada almarhum Serma Rama Wahyudi atas pengabdiannya dalam menjaga perdamaian dunia. Semoga keluarga yang ditinggalkan selalu diberi ketabahan,” tulis Menlu Retno.
Mengutip laporan AFP dari sumber PBB, anggota pasukan perdamaian dari Indonesia terbunuh dan seorang lainnya terluka dalam serangan oleh milisi pada Senin (22/6) malam, di bagian timur Republik Demokratik Kongo.
Patroli mereka diserang sekitar 20 kilometer dari Kota Beni di Provinsi Kivu Utara.
Menlu Retno mengatakan bahwa Dewan Keamanan PBB telah mengutuk keras serangan kepada MONUSCO dan meminta otoritas Kongo untuk melakukan investigasi dan membawa pelakunya ke meja pengadilan. (ant/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha