Prakerja Tingkatkan Kualitas SDM Lewat Pembelajaran Fleksibel Berbasis Teknologi

Senin, 30 Desember 2024 – 21:48 WIB
Ilustrasi peserta Prakerja mengikuti pembelajaran berbasis teknologi. Foto: supplied

jpnn.com - Direktur Eksekutif Prakerja Denni Puspa Purbasari mengatakan selama lima tahun berjalan, Prakerja telah konsisten memanfaatkan peluang emas peningkatan kualitas SDM Indonesia.

Sejak 2020, Prakerja telah menjadi salah satu program pemerintah yang difokuskan untuk peningkatan skill, reskilling, maupun upskilling dalam bentuk beasiswa pelatihan dan dirancang untuk memberikan pelatihan berbasis kebutuhan pasar agar peserta tetap kompetitif dan produktif.

BACA JUGA: Menko Airlangga Sebut Kartu Prakerja Menjawab Kebutuhan Pembelajaran Seumur Hidup

Dengan pendekatan yang inklusif dan ekosistem yang kuat, serta sistem berbasis digital yang memastikan aksesibilitas yang luas, Prakerja telah menjadi instrumen vital bagi angkatan kerja Indonesia.

"Hasil survei evaluasi yang dilakukan Prakerja di 2024 menunjukkan bahwa 92% peserta menilai Program Kartu Prakerja dapat meningkatkan keterampilan mereka," kata Denni dikutip dari siaran pers, Senin (30/12/2024).

BACA JUGA: ASN PPPK Kompak Minta Disamakan dengan PNS, Ada Ketidakadilan

Hal itu diperkuat oleh Studi DEFINIT-Asian Development Bank pada tahun 2023 yang menyebutkan Prakerja berdampak terhadap peningkatan keterampilan, kompetensi dan produktivitas sebesar 83%.

Prakerja juga berkontribusi pada peningkatan pendapatan penerima sebesar 15,6-17,6% lebih tinggi dibanding non-penerima, atau sebesar Rp 234.000 - Rp 264.000 per bulan secara rata-rata (Studi SVARA Institute, 2023).

BACA JUGA: Polemik Hasto Tersangka, Habiburokhman Gerindra: Sampai Kiamat Enggak Selesai

Menghadapi peluang masa depan, Prakerja melihat bahwa strategi pengembangan kualitas SDM Indonesia tidak bisa hanya menggunakan satu metode yang fit for all untuk peningkatan skill.

Oleh karena itu, sejak 2020, Prakerja fokus pada penyediaan skilling melalui Initial Vocational Education and Training (IVET), serta upskilling dan reskilling melalui Continuous Vocational Education and Training (CVET), dengan menawarkan jalur pembelajaran fleksibel yang sesuai dengan kebutuhan pembelajar.

"Strategi ini cocok dan patut untuk terus diimplementasikan di Indonesia," ujarnya.

Adapun Prakerja sebagai IVET berperan dalam menyediakan akses bagi individu yang baru lulus sekolah atau perguruan tinggi maupun bagi mereka yang belum memiliki pengalaman kerja.

Pelatihan yang ditawarkan mencakup keterampilan yang bersifat fundamental seperti soft skills dan keterampilan teknis. Sementara itu, Prakerja sebagai CVET mencakup pelatihan berkelanjutan yang dirancang untuk pekerja yang sudah berada di pasar kerja, bertujuan untuk meningkatkan atau memperbarui keterampilan.

Selain pencari kerja, para pekerja atau wirausaha yang ingin meningkatkan kompetensi untuk memenuhi tuntutan pasar kerja yang dinamis, maupun masyarakat yang ingin berganti karier atau memperluas keahlian dalam bidang baru, dapat memperoleh akses ke pelatihan berkualitas.

Teknologi seperti kecerdasan buatan atau AI, juga secara aktif diadaptasi oleh Prakerja dalam sistem operasionalnya dan berpotensi untuk terus dikembangkan.

AI ke depannya dapat semakin memaksimalkan sistem pembelajaran adaptif juga pemberian rekomendasi dan perencanaan karir secara menyeluruh.

Selain itu, teknologi machine learning juga diimplementasikan untuk menghubungkan para pencari kerja dengan peluang yang tepat melalui portal kerja dalam ekosistem Prakerja.

Dengan mempertimbangkan lokasi, minat, keterampilan, serta pengalaman, sistem ini menawarkan rekomendasi yang relevan bagi pekerja dan pemberi kerja.

Hasilnya, terwujud ekosistem pasar kerja yang efisien, di mana kebutuhan tenaga ahli untuk mendukung berbagai program prioritas Indonesia dapat terpenuhi, sekaligus memberdayakan angkatan kerja Indonesia secara berkelanjutan.

Prakerja adalah program Government-to-Person (G2P) 3.0 pertama di Indonesia yang sepenuhnya digital dan telah menghadirkan transparansi juga kemudahan akses pelatihan pada 18,9 juta masyarakat Indonesia.

Sebagai bentuk komitmen dari transparansi program, Prakerja juga telah menyediakan data statistik yang dapat diakses secara terbuka melalui statistik.prakerja.go.id.

"Memastikan keberlanjutan dan peningkatan dampak dari program-program yang telah berjalan serta mendorong inovasi untuk menjawab tantangan baru, adalah prioritas utama," ucap Denni.(fat/pnn)


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler