jpnn.com - jpnn.com -Polres Sorong dan Polres Sorong Kota berhasil mengungkap kasus praktik aborsi di sebuah klinik di Jalan Betet No. 4, Pahlawan, Sorong, Papua Barat.
Selain melayani persalinan, klinik tersebut diduga sudah melakukan praktik aborsi sejak puluhan tahun silam. Terbongkarnya praktik aborsi di klinik tersebut dibumbui cerita dramatis.
BACA JUGA: Si Jago Merah Mengamuk di Pasar Remu
Senin (20/2) sekitar pukul 12.00 WIT, seorang perempuan, Ma (29) membawa seorang bayi prematur ke RSUD Sorong. Saat ditanya identitas bayi, dia mengaku menemukan bayi berjenis kelamin laki-laki tersebut di samping tempat sampah di kawasan Aimas unit II. Ma lalu meminta tim medis untuk segera menolong bayi yang dalam kondisi kritis.
“Katanya bayi itu ditemukan di dalam kantong plastik. Lalu saya hubungi direktur, beliau menyarankan untuk membuat laporan ke polisi Aimas, karena temuan di sana,” tutur Kepala Security RSUD Sorong, E. Maail kepada Radar Sorong.
BACA JUGA: Ribuan Warga Sorong Dukung Polisi Tembak Begal
Maail kemudian mengantar Ma dengan mobil RSUD Sorong untuk membuat laporan polisi di Polres Sorong. Pihak kepolisian lalu meminta Ma menunjukkan tempat kejadian perkara (TKP) penemuan bayi.
Kepada polisi, Ma menunjukkan lokasi ditemukannya bayi prematur tersebut. “Polisi ke TKP sama ibu itu (Ma,red), kami kembali ke rumah sakit sekitar jam 3 sore,” imbuh Maail.
BACA JUGA: Mau ke Lokalisasi, 2 Pria Malah Habis Dipukuli
Meski telah ditangani pihak medis di ruang bayi, kondisi bayi prematur yang diduga gugur di usia kandungan tujuh bulan itu tak kunjung mengalami peningkatan. Hingga akhirnya pada pukul 17.10 WIT, pihak medis RSUD Sorong menyatakan bayi telah meninggal dunia.
Dari pantauan Radar Sorong di depan ruang bersalin RSUD Sorong, pukul 17.30 WIT, Sat Reskrim Polres Sorong mendatangi RSUD Sorong untuk melihat kondisi bayi. Namun, pihak kepolisian terkejut saat mengetahui bayi telah dibawa oleh Ma melalui pintu belakang.
Pihak keamanan lalu menghubungi sopir mobil rental, Sa, yang membawa Ma bersama jenazah bayi tersebut. Sa mengatakan kepada anggota Reskrim Polres Sorong, bahwa ia mengantar Ma ke komplek Pahlawan.
“Dia (Ma,red) minta tolong, jadi saya tolong karena kasihan sama bayinya. Trus (Ma,red) minta turun di depan mata jalan, belakang Telkom, katanya mau ke rumah teman,” ujar Sa.
Mendapat laporan dari Sa, Sat Reskrim Polres Sorong, mulai mengendus hal yang mencurigakan. Anggota lalu bergegas ke lokasi yang ditunjukkan Sa. Tepat di lorong Jalan Betet, Pahlawan, anggota menyusuri, mencari keberadaan Ma.
Hingga akhirnya anggota menemukan Ma yang berjalan menuju bangunan tingkat. Polisi kemudian mendatangi bangunan tersebut. Pemilik rumah, MB (59) panik melihat kedatangan pihak kepolisian yang menanyakan keberadaan bayi.
Fakta mengejutkan terkuak. Bayi yang dikatakan Ma tergeletak dengan balutan kantong plastik ternyata memiliki ibu. Ibu sang bayi pun masih berada di atas ranjang salah satu kamar, di bangunan megah yang disebut klinik tersebut. YK (40), ibu dari sang bayi mengaku tidak membuang anaknya.
Pihak klinik yang menyuruh Ma membawa bayi yang lahir premature ke RSUD Sorong untuk mendapat penanganan. “Saya ada suami, saya sakit. Jadi ada yang bilang bawa ke sini (klinik), karena bisa ditolong. Saya tidak buang anak,”tegasnya.
Ma yang dikonfirmasi pihak kepolisian mulai kebingungan. Dia mengaku panik saat pihak RSUD menanyakan identitas si bayi. Sehingga ia terpaksa berbohong dengan dalih menemukan bayi dari Aimas Unit II.
Bidan yang menjalankan praktek di klinik tersebut MB (59), juga mengaku hanya menolong YK yang hendak melahirkan sebelum waktunya.“Kami hanya menolong, apa salah kalau mau bantu,” kata MB.
Mendengar penjelasan yang berbelit-belit, Sat Reskrim Polres Sorong kemudian menghubungi Sat Reskrim Polres Sorong Kota untuk segera ke lokasi. Anggota kemudian mengecek seluruh kamar yang ditata berpetak-petak layaknya klinik pada umumnya.
Saat membuka sebuah kamar yang berada di bagian depan, anggota mendapati seorang gadis belia yang masih lemah. Di sampingnya terdapat selang infus yang baru habis terpakai beserta dua bungkus kantong plastik hitam.
Kepada polisi gadis berinisial Le (18) mengaku usai melakukan aborsi pada Senin (20/2) pukul 04.00 WIT. Janin yang berhasil dikeluarkan dari rahimnya kemudian diisi ke dalam kantong plastik hitam yang terletak di sampingnya.
Gadis yang masih duduk di bangku SMA tersebut mengaku mengandung dengan usia kehamilan 3 bulan. Karena takut diketahui orang tua, Le memilih untuk menggugurkan kandungannya dengan bantuan bidan MB.
“Dapat kasih tau dari itu (Ma,red) dia yang kasih tau tempat ini. Katanya bayar Rp 3 juta, tapi kaka yang bayar,”kata Le yang masih lemah pada Radar Sorong.
Sat Reskrim Polres Sorong Kota kemudian melakukan olah TKP. Sejumlah dokumen turut diamankan ke Polres Sorong Kota sebagai bahan penyelidikan lanjut.
Meski telah tertangkap basah melakukan praktek aborsi, MB masih mengelak. Dia mengaku hanya menolong Le yang menurutnya datang ke klinik dengan kondisi pendarahan. Namun hal berbeda di katakan Le, dengan polos Le mengaku dalam kondisi sehat saat datang ke klinik. “Disuruh baring, baru ada alat yang masuk (ke dalam rahim,red). Sakit, saya tidak mau lagi,” kata Le dengan lemah.
Saat ini polisi masih mengembangkan kasus tersebut. (ayu/nam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Edan! Istri Sendiri Ditonjok, Diinjak, Ditikam dan...
Redaktur & Reporter : Adek