jpnn.com - JAKARTA - Wacana pemberian nama pahlawan nasional John Lie di salah satu kapal perang Indonesia (KRI) multi role light frigate(MRLF) mendapat dukungan penuh dari mantan KASAD Pramono Edhie Wibowo.
"Seluruh warga negara Indonesia yang memberikan dharma bakti kepada bangsa dan negaranya layak diabadikan dalam penamaan KRI," kata pria yang merupakan peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat itu.
BACA JUGA: Polisi sedang Nego dengan Penembak Posko NasDem
Hal tersebut disampaikan Edhi dalam acara temu kader di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah Kamis (27/2).
John Lie yang bernama lengkap John Lie Tjeng Tjoan, dan kemudian berganti nama menjadi Jahja Daniel Dharma, adalah Laksaman Muda Angkatan Laut, warga negara keturunan Tionghoa. Dia mendapat gelar pahlawan nasional serta Bintang Mahaputra Adipradana dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 10 November 2009.
BACA JUGA: Kapolri Minta Kapolda Baru Petakan Kerawanan Aceh
Edhie melanjutkan bahwa latar belakang suku dan agama bukan alasan dalam menilai kepahlawananan sesorang. "John Lie adalah contoh bagaimana seseorang yang bahkan dari keluarga kaya minoritas memutuskan untuk bergabung dengan Angkatan Laut untuk menumpas kelompok separatis Maluku demi mempertahankan eksistensi Republik.
"Nama John Lie sangat pantas diabadikan sebagai salah satu nama KRI," jelas Edhie.
BACA JUGA: Badrodin Haiti jadi Wakapolri
Pria yang dijuluki the black speed boat ini pensiun pada tahun 1967 sebagai Laksamana Muda Angkatan Laut dengan dua bintang dua di pundaknya.
"Penamaan John Lie sebagai nama salah satu KRI saya harap dapat memberikan contoh dan motivasi kepada seluruh warga Indonesia akan kecintaan dan pengorbaan sesorang demi mempertahankan kesatuan bangsa dan negara," tutup Edhie.
Tiga kapal perang MRLF yang baru dibeli Angkatan Laut dari Inggris itu rencananya masing-masing akan dinamakan KRI Bung Tomo, KRI Usman Harun, dan KRI John Lie. (mas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... MenPAN-RB Diperiksa KPK
Redaktur : Tim Redaksi