BACA JUGA: Gawat, Maradona Nazar Lari Telanjang !
Prancis unggul 7-6 atas Turki, pada pemilihan putaran kedua, Jumat (28/5) kemarinNah, dengan terpilihnya Prancis, berarti negeri anggur tersebut menjadi negara pertama yang menjadi tuan rumah Euro atau Piala Eropa sebanyak tiga kali
BACA JUGA: Mourinho Pastikan ke Real
Sebelumnya, mereka juga sudah menjadi tuan rumah pada 1960 dan 1984.Pada pemilihan kemarin, Presiden UEFA asal Prancis, Michel Platini, memutuskan untuk tidak ikut memilih
BACA JUGA: Kans Terbaik Felipe Massa
Itu terjadi karena kuatnya dukungan pemerintahBuktinya, Sarkozy datang langsung untuk presentasi.Pemerintah Prancis bahkan menjamin penyediaan dana sebesar USD 2,1 miliar atau setara Rp 19,4 triliun, untuk membangun serta merenovasi stadion"Pemerintah Prancis memberikan dukungan dan garansi sepenuhnya," papar Sarkozy, seperti dikutip Reuters.
Selain itu, yang menjadi andalan Prancis dalam memaparkan proposal mereka adalah fokus menjadikan sepakbola sebagai tontotan bagi keluarga dan anak-anakMereka juga berjanji melakukan perlawanan yang serius atas aksi hooligan.
Sarkozy mengandalkan slogan "bebaskan sepakbola dari kanker kekerasan", "sepakbola dengan wajah humanis", serta "sepakbola sebagai festival dan pesta"Legenda sepakbola Prancis, Zinedine Zidane, juga ikut fokus pada pemaparan itu.
Zidane banyak bercerita tentang dirinya sebagai seorang fans cilik yang menyaksikan gol Platini ke gawang Portugal, di Stadion Marseille dulunyaItu adalah saat Prancis mengalahkan Portugal di semifinal Euro 1984"Itulah tipe pengalaman yang ingin saya hidupkan lagi," ujar Zidane.
"Menang memang menyenangkan, tapi lebih hebat lagi ketika melihat orang-orang berpesta di jalananInilah momen yang selalu ingin saya berikan kepada anak-anak," papar mantan pemain Real Madrid itu.
Kekalahan Turki sendiri menghadirkan kekecewaan di pihak yang bersangkutan"Kami kecewaIni kali ketiga kami ikut mencalonkan, dan kalah dengan selisih kecilSaya tidak mengerti mengapa Prancis yang akhirnya menjadi opsi," cetus Orhan Gordon, manajer pencalonan Turki.
Di sisi lain, Platini menjelaskan bahwa kemenangan tipis Prancis dan kenapa dia memutuskan tidak memilih, menunjukkan bahwa Presiden UEFA bukanlah sosok yang otoriter"Kalau otoriter, saya bisa meminta agar pemilihan jadi 13-0," ungkap mantan bintang timnas Prancis itu pula(ham/bas)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rekor Kandang yang Ternoda
Redaktur : Tim Redaksi