Pray for JT610, I Gusti Ayu Metta Dikenal Supel dan Pintar

Selasa, 30 Oktober 2018 – 12:29 WIB
I Gusti Ayu Ngurah Metta Kurnia. Foto: Istimewa/Radar Bali/JPNN

jpnn.com - Insiden jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di Laut Jawa menyisakan duka mendalam bagi keluarga I Gusti Ayu Ngurah Metta Kurnia (44) di Buleleng, Singaraja, Bali. Perempuan asal Banjar Dinas Munduk, Desa Banjar, Buleleng itu menjadi salah satu penumpang pesawat Lion Air JT 610.

Metta lahir di Desa Banjar pada 1974. Dia sempat mengenyam pendidikan di SMAN 1 Singaraja dan lulus dengan nilai memuaskan sebelum akhirnya kuliah di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN).

BACA JUGA: Minggu Sore, Teknisi Lion Air JT610 Itu Sempat Merasa Capek

Sejak 1995, Metta bergabung dengan Kementerian Keuangan. Dia lantas menikah dengan Rudi, pria asal Semarang, Jawa Tengah.

Sejak menikah, Metta tinggal bersama suaminya di Pangkalpinang, Bangka Belitung. Meski begitu, Metta sesekali pulang kampung ke Banjar Dinas Munduk, Desa Banjar, Singaraja.

BACA JUGA: Kemenhub Dinilai Sudah Tepat Tangani Insiden Lion Air JT 610

Salah satu kerabat, I Gusti Ketut Suweda (75) menuturkan, Metta termasuk sosok yang supel dan pekerja keras. Saat ibunya, I Gusti Ayu Padmi sakit, Metta beberapa kali datang ke Buleleng untuk menjenguk ibunya.


RUMAH METTA: Kondisi rumah Metta di Desa Banjar, Buleleng terlihat sepi. Hanya terlihat kerabatnya. (Istimewa)

BACA JUGA: Sempat Kirim Foto Lion Air JT610 ke Istri yang Baru Dinikahi

Sesekali ia mengajak kedua anaknya dan suaminya. I Gusti Ayu Padmi diketahui sempat menjadi guru di SMPN 1 Singaraja.

Sementara ayah Metta, I Gusti Ketut Sualem adalah mantan anggota DPRD Buleleng dari Golongan Karya. Suweda mengaku bertemu Metta rerakhir kali pada 19 September silam saat mengaben sang ibunda.

“Terakhir bertemu pas upacara ngaben bulan sembilan itu. Kalau keseharian, lebih banyak tinggal di Kaliuntu. Di sini rumah tuanya, asalnya memang dari Banjar sini,” tutur Suweda.

Kini, keluarga besar Metta hanya bisa berharap. “Semoga ditemukan dalam kondisi selamat dan baik-baik saja,” imbuhnya.

Sedangkan pihak SMAN 1 Singaraja membenarkan bahwa Metta salah satu alumnusnya. Metta diketahui lulus pada tahun 1993 dengan nilai cukup memuaskan.

“Menurut penuturan alumni, dia memang ahli di bidang IPS (ilmu pengetahuan sosial, red). Sering ikut lomba akuntansi,” tutur Kepala SMAN 1 Singaraja Putu Eka Wilantara.

Menurut Eka, karena berprestasi maka Metta berhasil menembus STAN. Metta lulus pada tahun 1995 dan langsung menjalani ikatan dinas di Kementerian Keuangan.

“Kami dari almamater berharap Metta ditemukan dalam kondisi selamat,” katanya lagi.

Jabatan terakhir Metta adalah Kasubbag Umum dan Kepatuhan Internal Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Pangkalpinang. Dia ke Jakarta dalam rangka menghadiri peringatan Hari Oeang ke-72 yang diselenggarakan Kementerian Keuangan.

Metta kemudian kembali ke Pangkalpinang pada Senin (29/10) pagi dengan menumpang pesawat Lion Air JT-610 rute Jakarta - Pangkal Pinang. Pesawat yang ditumpangi Metta lepas landas dari Bandara Soekarno - Hatta pada pukul 06.20 dan dinyatakan hilang kontak pada pukul 06.33.

Pesawat nahas itu diketahui mengangkut 178 penumpang dewasa, seorang anak-anak, dua orang bayi, serta tujuh orang awak pesawat. Total ada 189 orang di dalam JT 610.

Serpihan pesawat ditemukan di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat. Kini Basarnas dan instansi lainnya masih melakukan pencarian di area yang diduga lokasi jatuhnya JT 610.(rb/eps/mus/JPR)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Innalillahi, Sepupu Wima J-Rocks Jadi Korban Lion Air JT 610


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler