Sejak 18 Juni 2011, jumlah relawan di Iwanuma, Prefektur Miyagi, telah mencapai 17 ribu orang, 16 ribu di antaranya sudah aktif membantu para korban tsunamiMisi mereka hanya ingin secepatnya memulihkan kondisi salah satu kota terparah yang terkena dampak tsunami tersebut
BACA JUGA: Sabah, Negara Bagian Terjauh dari Kuala Lumpur yang Pariwisatanya terus Menggeliat
Inilah laporan FATHONI PBACA JUGA: Belajar dari Twitter, Pesan Nasi Goreng dan Ucapkan Apa Kabar
====================
Selain membantu kebutuhan sehari-hari korban, relawan yang tergabung dalam Iwanuma Volunteer Center terus meng-update data kependudukan setelah tsunami
BACA JUGA: Prefektur Miyagi, Tiga Bulan setelah Dihantam Tsunami (1)
Jumlah warga yang belum ditemukan sekitar 7,650 orang.Di Prefektur Miyagi, korban meninggal mencapai 9.251 orang, sedangkan yang hilang tercatat 4.723 orangKhusus di Kota Iwanuma, korban meninggal 81 orang dan korban hilang 2 orang"Luas Kota Iwanuma 61 kilometer persegiMaret lalu tsunami menggenangi 29 kilometer persegi atau 48 persen dari wilayah kota ini," jelas Toshiyo Chiba, penanggung jawab Iwanuma Volunteer Center.
Pria berusia 62 tahun itu juga menyebutkan, tsunami 11 Maret telah merusak 500 bangunan dan menggenangi 1.000 rumah di Kota IwanumaKarena terlalu banyak rumah yang rusak dan membutuhkan waktu lama, pemerintah memutuskan untuk membangun rumah-rumah kontemporer di sekitar Kantor Iwanuma Volunteer Center
Tiga bulan setelah bencana tsunami, rumah-rumah temporer berdiri dan bisa ditempati para pengungsiSejak 5 Juni lalu, para pengungsi masuk ke dalam rumah temporer, tidak ada lagi yang menempati gedung fasilitas umum
"Jumlah pengungsi korban tsunami yang menempati rumah temporer saat ini mencapai 384 orangMereka diberi kesempatan untuk tinggal di rumah-rumah tersebut selama dua tahunSementara itu, pengungsi yang menyewa hunian sendiri diberi bantuan 30 ribu yen per bulan," jelas pria berusia 62 tahun tersebut.
Pemerintah Kota Iwanuma juga sangat memperhatikan sisi psikologis para korban tsunamiUntuk itu, rumah temporer yang dibangun tetap memperhatikan unsur kenyamanan, meski tidak sebagus rumah mereka sebelum diterjang tsunami
Selain dilengkapi fasilitas standar, seperti kamar mandi dan dapur, di rumah tersebut sudah terpasang ACPengungsi yang tidak tinggal di rumah kontemporer juga disarankan menyewa hunian tidak jauh dari kawasan pusat relawan"Sebagai komunitas, mereka memiliki ikatan yang kuat karena sudah lama hidup bersamaIkatan itu yang kami upayakan tetap terjaga," katanya.
Volunteer Center juga menetapkan mekanisme kerja para relawan untuk menjaga stamina dan konsentrasi selama di lapanganDalam sehari relawan dikirim ke lokasi bencana sesuai dengan kebutuhan tiap rumah korban tsunamiUntuk saat ini, fokus tugas mereka adalah membantu membersihkan rumah dan saluran air agar bisa ditempati lagi"Kalau untuk evakuasi puing-puing yang besar, semua ditangani pemerintah dengan melibatkan militer," tuturnya.
Waktu kerja relawan dibatasi selama dua jam untuk sekali keberangkatan Pagi berangkat ke lokasi bencana, kembali ke Volunteer Center untuk makan siang, kemudian bekerja lagi sore"Para relawan di sini adalah orang yang secara sukarela membantu dengan biaya sendiriMereka memang diasuransikanTetapi, kami tetap menjaga mereka agar tidak sakit gara-gara menolong korban," katanya.
Chiba belum mengetahui kapan proses recovery Kota Iwanuma selesaiYang pasti, sampai saat ini pihaknya masih menerima bantuan dan relawan dari seluruh penjuru JepangAda yang pensiunan, pelajar, pekerja, atau utusan perusahaan
"Kami memang memprioritaskan penanganan kebutuhan pribadi korban bencana tsunami yang tidak bisa ditangani secara langsung oleh pemerintah Selama mereka masih membutuhkan, tentu kami siap turun ke lapangan," ujarnya(*/c7/iro)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Profesor Sutiman Bambang Sumitro, Penemu Filter Rokok Sehat
Redaktur : Tim Redaksi