jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Menteri Sekretaris Negara Prarikno, menjamu lebih dari 30 orang ulama dari Sulawesi, di Istana Kemerdekaan, Selasa (18/7) sore.
Dalam pengantarnya, presiden menyatakan bahwa dirinya ingin memanfaatkan pertemuan tersebut untuk bertukar pikiran dengan para ulama terkait berbagai permasalahan bangsa, mulai dari masalah ekonomi hingga politik.
BACA JUGA: Alasan Pemerintah tak Langsung Gunakan Perppu Ormas
"Pada kesempatan yang baik ini, kami mungkin ingin menyampaikan beberapa hal, baik yang berkaitan dengan kebangsaan, kenegaraan, ekonomi, politik, politik luar negeri. Saya kira ini akan kami sampaikan secara blakblakan," ujar Jokowi membuka pertemuan yang kemudian berlangsung tertutup.
Usai pertemuan itu, Thamrin, Pimpinan Pondok Pesantren Miftahul Jihad, Majene, Sulawesi Barat mengatakan bahwa salah satu hal penting yang dibahas pada momentum itu adalah terkait penerbitan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang tentang organisasi kemasyarakatan (Perppu Ormas).
BACA JUGA: Yusril Ungkap Dua Alasan Mendasar Gugat Perppu Ormas ke MK
Di mana Jokowi meminta para ulama untuk ikut berperan serta dalam menjaga kerukunan dan keamanan Tanah Air.
"Yang paling penting, bagaimana umat bisa menahan diri jangan sampai ada gejolak-gejolak. Jadi kami diusahakan untuk meredam hal-hal yang utamanya berkaitan dengan Perppu ini," kata Thamrin.
BACA JUGA: Dua Tahun Lagi, Prabowo Makin Sulit Saingi Jokowi
Apalagi saat ini masih terjadi perbedaan pendapat di masyarakat terkait penerbitan Perppu tersebut.
Oleh karenanya, peran para ulama dinilai sangat penting untuk memberikan penjelasan kepada umat tentang maksud dan tujuan dari Perppu tersebut.
"Memang butuh penjelasan kepada masyarakat, kepada umat agar tak ada yang salah paham. Karena kemungkinan mereka ada yang protes karena tidak paham," ucapnya.
Sejauh ini, lanjut Thamrin, masyarakat di Sulawesi mendukung penerbitan Perppu yang memudahkan pemerintah untuk membubarkan ormas anti-Pancasila.
"Alhamdulillah di sana tak ada masalah, tidak ada gejolak, yang besar kan di media sosial saja sebenarnya. Kalau masyarakat di lapisan bawah sejauh ini aman-aman saja terkendali," ungkapnya.
Presiden pun menjelaskan kepada para ulama bahwa tujuan diterbitkan Perppu tersebut adalah untuk menyelamatkan negara dari ancaman ormas radikal di masa depan. Sehingga masyarakat tidak perlu merasa takut dan keberatan.
Selain itu, dalam pertemuan juga dibahas masalah pendidikan. Para ulama meminta presiden untuk memperhatikan kondisi pondok pesantren yang ada di Sulawesi.
"Alhamdulilah presiden mau turun langsung ke daerah kami untuk melihat kondisi fisik maupun yang jadi kebutuhan kami di daerah," ujar Thamrin.
Hadir pada pertemuan ini, Ketua MUI Sulawesi Selatan KH Sanusi Baco, H Mashar Kimonto dan H Ahmad Kamal.
Pertemuan Presiden dan para ulama diakhiri dengan salat Magrib berjamaah di Masjid Baiturrahim yang berada di lingkungan Istana Kepresidenan Jakarta.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Zulkifli dan Jokowi Bertemu, Bagaimana Posisi PAN di Koalisi?
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam