Presiden Diminta Segera Serahkan Nama Calon Gubernur BI

Jumat, 16 April 2010 – 20:20 WIB
Sekretaris Fraksi Partai Golkar DPR, Ade Komarudin. Foto : Dokumen Pribadi
JAKARTA - Belum adanya usulan tentang nama calon gubernur Bank Indonesia dari Presiden ke DPR, disayangkan Fraksi Partai GolkarFraksi terbesar kedua di DPR itu justru curiga karena sudah setahun lebih kursi Gubernur BI kosong namun nama-nama calon belum juga diusulkan.

"Setahu saya hanya Indonesia, negara yang membiarkan gubernur bank sentralnya kosong sudah hampir setahun ini

BACA JUGA: BUMN Didorong Investasi Jembatan Selat Sunda

Pertanyasnnya, mengapa Presiden tidak kunjung mengusulkan nama-nama calon ke DPR?" ujar Sekretaris Fraksi Partai Golkar, Ade Komarudin kepada wartawan di gedung DPR RI, Jumat (16/4).

Seperti diketahui, kursi gubernur BI kosong sejak Boediono mengundurkan diri pada pertengahan Mei 2009 lalu karena menjadi calon wakil presiden mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono
Sejak saat itu pula, Presiden belum mengusulkan nama-nama calon gubernur BI.

Menurut Ade, kosongnya kursi Gubernur BI itu sebenarnya telah menyulitkan bank sentral dalam menjalin kerjasama dengan bank sentral negara lain

BACA JUGA: Harga BBM Non Subsidi Turun

"Kalau gubernur BI kosong terus, BI akan kesulitan menjalin kerja sama dengan bank sentral negara lain," ulas Ade.

Dalam kesempatan sama, politisi Golkar yang juga wakil ketua Komisi XI DPR, Melchias Markus Mekeng, menilai tak kunjung adanya usulan nama-nama calon gubernur BI akan memunculkan kerawanan secara politis
Sebab, posisi gubernur BI yang seharusnya independen justru bisa menjadai alat tawar politik

BACA JUGA: Mestinya Pemerintah Memediasi PLN-Gubernur

"Kalau sampai jadai alat tawar secara politis, maka independensi gubernur BI yang akan dipertaruhkan," ulasnya.

Karenanya politisi yang akrab disapa dengan nama Melky itu mengusulkan revisi atas UU Nomor 3 Tahun 2004 tentang Bank IndonesiaMelky menyatakan, revisi harus memuat pembatasan waktu dalam hal pengusulan nama-nama calon gubernur BI ke DPR.

"Revisi itu agar nanti tidak berlarut-larut seperti ini lagiBank sentral itu itu independenTetapi kalau terlalu berlama-lama seperti ini, sulit menghindari kesan bahwa presiden ingin menempatkan orangnya (sebagai gubernur BI) semakin sulit untuk dihindari," jelasnya.

Selain itu Melky juga menyarankan agar nantinya gubernur BI diisi oleh orang dari luar BI yang memang punya kapabilitas dan kompetensiMenurut Melky, orang dari luar di pucuk pimpinan BI itu diharapkan akan membawa penyegaran"Kalau masih orang dalam saja, nanti yang ada hanya ewuh-pakewuh (sungkan)Bank sentral tidak bisa dikelola dengan ewuh pakewuh, tetapi kemampuan," cetusnya.(ara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... PLN Matangkan Proyek PLTU 2000 MW di Jateng


Redaktur : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler