jpnn.com, PARIS - Rencana Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel tak cuma diprotes negara-negara muslim. Salah satu sekutu AS di Eropa, Prancis juga menyatakan tidak setuju.
Pernyataan tersebut disampaikan langsung Presiden Emmanuel Macron. Politikus berparas tampan ini mengingatkan Trump untuk tidak bertindak semaunya soal Yerusalem.
BACA JUGA: Rencana Trump terkait Yerusalem Ditentang Anak Buah Sendiri
"Setiap keputusan mengenai status kota yang diperebutkan harus dalam kerangka negosiasi antara Israel dan Palestina. Ini tidak bisa sepihak," kata Macron seperti dilansir BBC, Selasa, (5/12).
Sebelumnya, peringatan serupa datang dari sejumlah negara Arab dan Muslim. Mereka memperingatkan AS agar tak mengakui Kota Yerusalem sebagai ibukota abadi Israel secara sepihak. Itu hanya akan menimbulkan kemarahan warga Palestina dan bangsa Arab keseluruhan.
BACA JUGA: Kecam Kebijakan Trump Akui Yerusalem Sebagai Ibu Kota Israel
Laporan mengatakan, Presiden AS akan mengakui Yerusalem sebagai Ibukota Israel pekan ini. Baik Israel maupun Palestina mengklaim kota itu sebagai ibukota mereka. Perebutan kota suci tersebut sudah dilakukan sejak lama.
Gedung Putih mengatakan, Trump akan melewatkan batas waktu Senin untuk menandatangani sebuah penundaan relokasi Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem.
BACA JUGA: Trump Pindahkan Kedubes ke Jerusalem, Palestina Kalang Kabut
Namun Juru Bicara Gedung Putih Hogan Gidley menekankan Presiden AS telah jelas mengenai masalah ini. "Ini bukan masalah apakah akan dilakukan, ini hanya masalah kapan akan dilakukan," katanya.
Status Kota Yerusalem menjadi jantung konflik Israel dengan orang-orang Palestina. Palestina mendapatkan dukungan seluruh dunia Arab dan dunia Islam yang lebih luas.
Kota Yerusalem merupakan kota agung bagi situs-situs keagamaan utama Yahudi, Islam, dan Kristen. (BBC/met/JPC)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Trump Tahu Sejak Lama Penasihatnya Berbohong kepada FBI?
Redaktur & Reporter : Adil