jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Badan Kerjasama Antarparlemen (BKSAP) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Rofi Munawar menilai rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donanld Trump mendukung pemindahan ibu kota Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem sangat kontrproduktif dalam penyelesaian konflik Palestina.
Menurut Rofi, selain bertentangan dengan resolusi internasional, di sisi lain akan memindahkan ibu kota Israel ke Yerusalem sesungguhnya akan semakin meningkatkan konflik dan ketegangan yang berkepanjangan di Timur Tengah.
BACA JUGA: Trump Pindahkan Kedubes ke Jerusalem, Palestina Kalang Kabut
“Hal ini disebabkan karena Yerusalem merupakan salah satu epicentrum perjuangan utama bagi bangsa Palestina karena adanya Al Quds,” kata Rofi dalam keterangan persnya, Senin (4/11).
Legislator asal Jawa Timur ini menambahkan, relokasi Kedutaan Besar AS bersamaan dengan rencana menetapkan Yerusalem sebagai ibu kota Israel merupakan salah satu janji kampanye Trump saat pemilihan presiden.
BACA JUGA: Trump Tahu Sejak Lama Penasihatnya Berbohong kepada FBI?
Tapi ironisnya, kata dia, kebijakan luar negeri AS ini secara faktual sangat merugikan dan tidak mempertimbangkan kepentingan Palestina.
Dia menegaskan, Trump selama ini telah secara jelas menjadikan Yerusalem dan Palestina sebagai komoditas kampanye dalam pemilihan presiden.
BACA JUGA: Trump Bakal Akui Jerusalem Ibu Kota Israel
“Hal ini dilakukan sebagai cara mencari dukungan dari kalangan Yahudi,” kata politikus PKS ini.
Rofi menjelaskan Yerusalem tidak bisa dijadikan ibu kota oleh Israel.
Salah satu alasannya karena resolusi yang telah dikeluarkan oleh Komite Warisan Budaya Organisasi Pendidikan, Sains, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) yang memutuskan hilangnya kedaulatan Israel atas Kota Al-Quds (Yerusalem) yang diduduki.
Selain itu, lanjut Rofi, bagi umat Islam keberadaan Yerusalem memiliki sejarah panjang dalam proses perjuangan melawan Israel. Karena itu dia meminta sejumlah pihak ambil sikap tegas pada rencana Trump.
“Komunitas internasional dan PBB harus bersikap tegas terhadap rencana Donald Trump ini.
Adapun OKI (Organisasi Kerja Sama Islam) harus mengambil inisiatif yang lebih proaktif dalam menanggapi isu ini,” pungkas Rofi.
Seperti diketahui, Menteri Luar Negeri Palestina Riad al-Maliki, Minggu (3/12) mendesak Liga Arab dan OKI segera menggelar rapat untuk membahas situasi politik terkini di Yerusalem.
Seruan tersebut disampaikannya menyusul laporan yang menyebutkan bahwa Presiden AS Donald Trump kini sedang bersiap untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ketegasan Menteri Siti Menyikapi Sikap Cuek Trump
Redaktur & Reporter : Boy