Trump Tahu Sejak Lama Penasihatnya Berbohong kepada FBI?

Senin, 04 Desember 2017 – 11:09 WIB
Penasihat Keamanan Nasional AS, Michael Flynn. Foto: AFP

jpnn.com, WASHINGTON - Cuitan Presiden AS Donald Trump Sabtu lalu (2/12) menjadi bumerang baginya. Melalui akun Twitter-nya, Trump mengatakan bahwa dirinya dulu memecat Michael Flynn dari jabatannya karena mantan penasihat keamanannya itu telah berbohong kepada Wapres Mike Pence dan FBI. Tapi, akhir pekan ini, Trump mengaku memecat Flynn karena tahu dia telah berbohong kepada FBI.

’’(Kebohongan) itu memalukan karena tindakannya selama masa transisi sudah sesuai dengan hukum. Tidak ada yang perlu disembunyikan!’’ cuit Trump di akun pribadinya, @realDonaldTrump.

BACA JUGA: Trump Bakal Akui Jerusalem Ibu Kota Israel

Beberapa pakar hukum menegaskan bahwa pernyataan Trump tersebut seakan mengindikasikan dirinya sudah tahu jauh hari bahwa Flynn berbohong. Karena itulah, dia sempat mendesak Comey untuk menghentikan penyelidikan terhadap Flynn.

Namun, tentu saja harus diketahui dengan pasti kapan tepatnya Trump tahu Flynn telah berbohong. Itu akan menjadi indikasi apakah pemimpin 71 tahun tersebut telah bertindak tidak patut.

BACA JUGA: Ketegasan Menteri Siti Menyikapi Sikap Cuek Trump

Mantan jaksa federal sekaligus profesor hukum di Notre Dame University Jimmy Gurule menegaskan bahwa cuitan Trump bisa menjadi bukti apakah dia bertindak dengan tujuan yang kotor atau tidak.

Sebab, jika memang dia jauh hari sudah tahu Flynn bohong dan sengaja meminta Comey menghentikan penyelidikan, tindakannya sama saja dengan menghalangi penegakan keadilan.

BACA JUGA: Hadiri KTT ASEAN, Mbak Puan Dialog Singkat dengan Trump

’’Cuitan Trump menyiratkan, saat memecat Comey, dia tahu bahwa Flynn telah melakukan kejahatan besar,’’ tegas Profesor Steve Vladeck di University of Texas Law School.

Komentar-komentar dari para politikus juga langsung bermunculan begitu cuitan Trump tersebut mencuat. Hampir semua menuding bahwa presiden ke-45 AS itu telah secara terbuka mengakui menghalangi proses penegakan hukum.

’’Ya Tuhan, dia baru saja mengakui telah menghalangi penegakan hukum,’’ cuit Matthew Miller, pejabat di Departemen Kehakiman pada masa kepemimpinan Barack Obama.

Hal senada diungkapkan legislator California Adam Schiff. Dia mempertanyakan alasan Trump menunggu lama untuk memecat Flynn dan mendesak Comey tak lagi menyelidiki kasus yang membelit penasihat keamanan nasional pertama di pemerintahannya itu.

Tahu cuitan Trump tersebut berkembang menjadi opini negatif, Gedung Putih langsung mengklarifikasi. Pengacara Gedung Putih Ty Cobb menegaskan bahwa cuitan itu tidak dibuat Trump, tetapi oleh pengacara pribadinya, John Dowd.

Saat ini, Dowd sudah minta maaf. Namun, pengakuan itu agak janggal karena biasanya akun @realDonaldTrump tersebut dipegang Trump sendiri.

’’Cuitan itu aneh. Itu membantu Mueller dan merugikan presiden,’’ ujar mantan jaksa federal di Chicago Renato Mariotti. Menurut dia, cuitan itu adalah bukti yang membantu menunjukkan tujuan Trump memecat Comey.

Flynn mengaku bersalah Jumat lalu (1/12) karena telah berbohong pada FBI terkait kontak yang dilakukannya dengan orang Rusia. Mantan direktur Badan Pertahanan Intelijen AS itu setuju untuk bekerja sama membantu penyelidikan.

Jika terbukti bersalah, dia bisa mendekam setidaknya selama lima tahun penjara. Flynn adalah pejabat pertama di pemerintahan Trump yang menjadi tersangka atas kasus keterlibatan Rusia dalam pilpres AS.

Dia menjabat penasihat keamanan nasional Trump selama 24 hari saja sebelum dipaksa mundur setelah ketahuan berbohong kepada Wapres Mike Pence. Flynn tidak menyebutkan maupun melaporkan isi pertemuannya dengan Duta Besar Rusia untuk AS Sergei Kislyak.

Jaksa yang menyelidiki kasus Flynn mengungkapkan bahwa pertemuan dengan Kislyak itu bertujuan melemahkan kebijakan mantan Presiden Obama.

Tak hanya tentang sanksi AS untuk Rusia, Flynn dan Kislyak juga mendiskusikan permintaan agar Negeri Beruang Merah itu membantu AS di PBB terkait voting yang akan merugikan Israel. Ada kemungkinan itu terkait dengan resolusi PBB tentang pendudukan Israel di Tepi Barat.

Flynn tidak bertindak sendirian. Dia diminta petinggi di tim transisi Trump untuk menghubungi orang Rusia. Berdasar sumber Reuters, petinggi yang dimaksud adalah Jared Kushner, menantu Trump. Suami Ivanka Trump tersebut belum bisa dimintai keterangan terkait hal itu. (Reuters/CNN/BBC/sha/c17/any)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Di Depan Donald Trump, Jokowi Bilang ASEAN Penting Buat AS


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler