jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginginkan kontribusi ekonomi digital mampu meningkat pesat.
Dia pun mematok kontribusi itu melejit dari empat persen hingga mencapai 18 persen PDB pada 2030.
BACA JUGA: BEM UI Dipanggil Gegara Meme Jokowi The King of Lip Service, Aziz Yanuar Bereaksi Begini, Menohok
"Kita harus berlari lebih cepat lagi, sehingga tahun 2025 kita bisa kuasai sekitar 40 persen dari total potensi ekonomi digital ASEAN," kata Presiden Jokowi dalam acara Grand Launching Tadex "Melaju Bersama Untuk Ekosistem Digital Indonesia" secara virtual di Jakarta, Selasa (29/6).
Eks Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan pertumbuhan ekonomi digital juga harus didukung dengan mengembangkan semangat usaha di industri teknologi.
BACA JUGA: Menkeu: Ekonomi Syariah Mendukung Pertumbuhan yang Berkeadilan dan Berkelanjutan
"Perlu dilandasi dengan upaya menemukan solusi inovatif untuk bertumbuh di era disrupsi digital seperti yang terjadi saat ini," ungkapnya.
Jokowi berharap kehadiran Tadex atau Tanah Air Digital Exchange dapat menjadi momentum penting untuk melahirkan lompatan-lompatan baru.
BACA JUGA: Gubernur BI Paparkan Tiga Langkah Mengembangkan Literasi Ekonomi Syariah
Platform program periklanan itu diharapkan mampu menciptakan ekosistem digital yang lebih baik.
Sehingga, kata Jokowi, dapat mengantarkan Indonesia menjadi negara dengan kekuatan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara.
"Saya yakin Tadex berikan angin segar karena menawarkan modal bisnis periklanan digital yang berkelanjutan, membuka peluang baru yang bermanfaat bagi advertiser, publisher, marketer, dan pemangku kepentingan lain," ujarnya.
Eks Wali Kota Solo itu pun menyambut baik platform Tadex yang merupakan hasil kolaborasi Dewan Pers, Taskforce Media Sustainability dan Telkomgroup.
Menurut Jokowi, Tadex ialah inovasi teknologi bagi industri media, khususnya periklanan.
"Karya anak bangsa harus didukung dan manfaatkan sebaik-baiknya untuk mendorong ekosistem digital yang inklusif," ujarnya.
Saat ini, berdasarkan perhitungan pada 2020, PDB Indonesia mencapai Rp 15.400 triliun. Dari jumlah tersebut, kontribusi ekonomi digital baru empat persen persen dari PDB.
Pada 2030, pemerintah memproyeksikan PDB bisa mencapai Rp 24 ribu triliun, dengan kontribusi ekonomi digital sebesar 18,87 persen.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi sebelumnya memaparkan perdagangan daring (e-commerce) akan memiliki peran yang dominan terhadap ekonomi digital yakni sekitar 34 persen atau setara Rp 1.900 triliun.
"B2B business dengan besaran 13 persen atau setara Rp 763 tirilun, dan kontribusi health technology menjadi Rp 471,6 triliun," kata Lutfi. (antara/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Elvi Robia