jpnn.com, TEHRAN - Presiden Hassan Rouhani kembali menegaskan bahwa Iran sama sekali tidak berminat membuka dialog dengan Amerika Serikat selama sanksi masih berlaku. Hal itu disampaikannya menanggapi Presiden AS Donald Trump yang mengaku siap bertemu demi mengakhiri sengketa nuklir.
"Teheran tak pernah menginginkan senjata nuklir," kata Rouhani dalam pidato sebagaimana dikutip Reuters, Selasa (27/8).
BACA JUGA: Teganya Amerika Serikat Hapus Nama Palestina dari Daftar
Dia menambahkan negaranya sejak dulu selalu siap untuk mengadakan pembicaraan. "Tapi pertama, AS mesti bertindak dengan mencabut sanksi tidak sah, tidak adil dan tidak jujur yang dijatuhkan atas Iran," tutur dia.
"Kami akan terus mengurangi komitmen kami berdasarkan kesepakatan 2015 jika kepentingan kami tidak dijamin," katanya.
BACA JUGA: Ratu Adil
BACA JUGA: Iran Pamerkan Senjata Antirudal Buatan Dalam Negeri, Kemampuannya Setara Milik Rusia
Pada Jumat (23/8) Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif membahas perincian usul Prancis untuk menurunkan ketegangan antara Iran dan AS dan kemudian terbang ke tempat pertemuan puncak G7 untuk melanjutkan pembicaraan itu. Zarif mengunjungi Kota Biarritz di Prancis, tempat para pemimpin G7 mengadakan pertemuan.
BACA JUGA: Makin Panas! Donald Trump Desak Perusahaan AS Cabut dari Tiongkok
Zarif bukan hanya mengadakan pembicaraan dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron dan menteri luar negerinya tapi juga dengan pemimpin Jerman dan Inggris, tiga penandatangan kesepakatan nuklir 2015, yang dikenal dengan nama Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA). (ant/dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Memanas, Korut: Kami Siap Dialog atau Perang dengan AS!
Redaktur & Reporter : Adil