Presiden Jokowi Buktikan Produksi Padi di Kabupaten Malang Memuaskan

Kamis, 29 April 2021 – 20:28 WIB
Presiden Jokowi bersama Mentan SYL saat meninjau panen padi di Kabupaten Malang, Jatim pada Kamis 929/4/2021). Foto: Humas Kementan

jpnn.com, MALANG - Presiden RI Jokowi bersama Ketua DPR RI Puan Maharani meninjau lokasi panen raya padi di Kabupaten Malang, Jawa Timur (Jatim) guna membuktikan langsung kondisi perberasan nasional hasil panen awal 2021 ini.

Alhasil, produksi padi di daerah itu memuaskan hingga mencapai 12 ton gabah kering panen (GKP) per hektare. Maka ke depan dengan perhitungan stok dan kebutuhan yang matang secara nasional, dipastikan tidak ada impor beras.

BACA JUGA: Presiden Jokowi Tinjau Panen Raya Padi di Kabupaten Malang

Dalam kunjungan ke Desa Kanigoro, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang itu, Presiden Jokowi juga melihat panen hingga penggilingan. Petani di desa itu menanam padi jenis IPB3S, Ciherang, Cibogo, Inpari32, Inpari42.

"Saya bersama dengan Ibu Puan Maharani, Ketua DPR RI dan para menteri, gubernur dan bupati untuk memastikan bahwa produksi padi yang ada betul-betul bisa memenuhi kebutuhan rakyat Indonesia," kata Presiden Jokowi Kamis (29/4).

BACA JUGA: Munarman Ditangkap, Chandra Sampaikan Protes, Ada Istilah Kriminalisasi Jihad

Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi juga didampingi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Dirut Bulog Budi Waseso dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, serta Bupati Malang.

Jokowi menegaskan upaya memastikan produksi dan stok beras nasional saat ini sangat penting. Pasalnya, kebutuhan beras masyarakat merupakan agenda utama pemerintah yang harus dipenuhi dan menjadi dasar dalam mengambil kebijakan yang tepat yakni impor atau tidak.

BACA JUGA: Selebgram DRA yang Bawa Kabur Uang Arisan Rp 20 Miliar Tertangkap

Kepala Negara menekankan bila produknya betul-betul tersedia, ada padi yang dipanen dan muncul produksi menjadi beras, sehingga jumlah bisa dihitung.

"Oleh sebab itu kita tidak perlu yang namanya impor. Tetapi itu hitungannya harus benar-benar pasti, karena itu menyangkut masalah perut, masalah makan rakyat,” tegas Presiden.

Berdasarkan informasi yang diperoleh Presiden Jokowi dari petani di lokasi itu, hasil panen petani memuaskan. Namun, mereka mengaku membutuhkan teknologi dan alat mesin pertanian untuk mendukung produksi.

"Petani meminta mesin panen, traktor dan alat mesin lainnya. Saya rasa ini akan kita penuhi karena sangat dibutuhkan petani,” ucap Jokowi.

Sementara itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengatakan kebutuhan petani terkait alat mesin pertanian sangat penting, dan Kementan akan segera merealisasikan serta meningkatkan jumlah bantuan sesuai dengan kebutuhan petani.

Penanganan pra dan pasca panen juga menjadi agenda prioritas Kementan dalam meningkatkan produksi dan kesejahteraan petani, sehingga ketahanan pangan khususnya beras benar-benar terwujud.

“Sesuai arahan Presiden Jokowi, kami segera salurkan bantuan traktor, alat panen dan alat mesin pertanian lainnya sesuai kebutuhan petani di Kabupaten Malang. Saya pastikan dalam beberapa minggu depan bantuanya sudah turun, diterima langsung petani,” ujarnya.

Terkait harga gabah dan beras petani, Mentan SYL menyatakan terus berkomitmen untuk menjaga harganya tidak turun atau tetap menguntungkan. Hal itu dilakukan melalui gerakan serap gabah bersama Bulog, BUMN dan pemerintah daerah.

Perlu diketahui, stok gabah/beras di Bulog Malang hingga saat ini mencapai 17.871 ton. Serap gabah yang dilakukan Bulog hingga 24 April sebesar 3.077 ton setara beras.

Kabupaten Malang merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi besar pada sektor pertanian, terutama sektor tanaman pangan dengan potensi panen padi pada April sebesar 6.441 hektare dengan estimasi produksi mencapai 45.674 ton GKP.

Kemudian, potensi panen padi pada Mei sebesar 4.829 hektare dengan estimasi produksi 34.243 ton GKP. Harga rata-rata gabah di Kabupaten Malang cukup bagus yakni di atas harga pembelian pemerintah. Di mana GKP dihargai Rp 4.600 dan gabah kering giling Rp 5.600 per kilogram. (*/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler