Presiden Jokowi Diminta Turun Tangan Tertibkan Truk ODOL

Jumat, 24 Desember 2021 – 05:45 WIB
Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi. Foto: dok.JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) turun tangan untuk menertibkan truk over dimension over loading (ODOL).

Ketua Harian YLKI Tulus Abadi mengatakan ketegasan Presiden diperlukan untuk mencegah kerugian publik yang berlarut-larut.

BACA JUGA: Dunia Industri Minta Pelaksanaan Kebijakan Zero ODOL Ditunda 2025

"Presiden Jokowi perlu menginstruksikan jajarannya agar tegas menerapkan Zero ODOL," ujar Tulus saat diwawancarai awak media, belum lama ini.

Menurut Tulus, fenomena ODOL sering terlihat pada armada truk pengangkut komoditas vital seperti air minum dalam kemasan (AMDK), semen, baja, pupuk, dan banyak lainnya.

BACA JUGA: Kunjungi UPPKB Serang, Komisi V DPR Dukung Kemenhub Wujudkan Zero ODOL

Padahal pemerintah sudah menginisiasi penertiban truk ODOL sejak 2018. Tujuannya untuk mencegah kerusakan jalan dan jembatan serta mengurangi tingkat kemacetan dan kecelakaan.

Namun, rencana itu tertunda berkali-kali dan Kementerian Perhubungan mengumumkan kebijakan Zero ODOL bakal diterapkan secara nasional pada 2023.

BACA JUGA: Kemenhub Fokus Wujudkan Indonesia Zero ODOL 2023

“Saya menduga penundaan penerapan kebijakan ini hanya permainan karena para pengusaha truk ODOL banyak backing dari oknum pejabat, sehingga susah dilarang,” kata Tulus.

Direktur Eksekutif Komite Penghapusan Bensin Bertimbel Ahmad Safrudin lantas mendesak perusahaan air minum kemasan untuk menghentikan penggunaan armada truk ODOL.

“Sebagai market leader industri air minum dan sebagai perusahaan multinasional, semestinya mereka jadi contoh bagi perusahan lain,” katanya.

Investigasi KPBB pada Juni 2022 menemukan seluruh truk industri AMDK, di jalur Sukabumi-Bogor beroperasi dengan muatan dua kali lipat lebih besar dari yang diizinkan pemerintah.

“Presiden bisa meminta jajarannya untuk mendukung Kemenhub, termasuk meminta polisi tegas menilang truk barang yang beroperasi dengan kubikasi dan muatan berlebih,” ujar dia. (cuy/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler