jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesia Political Review atau IPR Ujang Komarudin menyebut Presiden Jokowi ibarat disodori buah simalakama, terkait polemik Perppu KPK (Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang tentang Komisi Pemberantasan Korupsi).
"Jokowi mendapatkan buah simalakama. Maju kena mundur kena," kata Ujang dalam pesan singkatnya kepada JPNN, Selasa (8/10).
BACA JUGA: Menurut Bamsoet, Salah Alamat jika Demo Mahasiswa Besar-besaran di DPR
Menurut Ujang, Jokowi berada di persimpangan untuk memilih disukai partai pendukung atau rakyatnya terkait penerbitan Perppu KPK.
Eks Gubernur DKI Jakarta itu bermusuhan dengan partai pendukung pemerintah jika menerbitkan Perppu tentang KPK. Sebaliknya, Jokowi disukai partai pendukung ketika tidak menerbitkan Perppu.
BACA JUGA: Respons DPR soal Rencana Demo Mahasiswa Besar-besaran
Namun, ujar Ujang, Jokowi disukai rakyat jika menerbitkan Perppu tentang KPK. Sebaliknya, Jokowi berhadapan dengan rakyat ketika tidak menerbitkan Perppu.
"Kalau dia (Jokowi) tidak menerbitkan Perppu, itu akan berhadapan dengan rakyat dan mahasiswa seluruh Indonesia,” ujarnya.
BACA JUGA: Kekuasaan Jokowi dalam Bahaya jika tak Terbitkan Perppu KPK
Sebab itu, Ujang menyarankan Jokowi memilih bijak dengan cara menerbitkan Perppu. Jokowi menentukan pilihan dengan mudarat yang kecil.
"Ini sesungguhnya kalau hemat saya, ambil mudarat yang kecil. Jika ada dua mudarat, maju dan mundur kena, ambil mudarat yang kecil," ungkap dia.
"Kalau saya presidennya tentu saya akan mengikuti kehendak rakyat. Sebab, rakyat yang menolak UU KPK (hasil revisi)," timpal dia. (mg10/jpnn)
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan