Presiden Jokowi Mengingatkan Soal Ancaman Ketahanan Pangan

Rabu, 30 Maret 2022 – 15:12 WIB
Ilustrasi - Presiden Jokowi mengingatkan soal ancaman ketahanan pangan. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo mengingatkan adanya ancaman ketahanan pangan Indonesia.

Menurutnya, ancaman tersebut muncul sebagai dampak dari perubahan iklim.

BACA JUGA: Begini Cara Satgas Yonif 126/KC Tingkatkan Ketahanan Pangan di Perbatasan

Presiden Jokowi menyatakan hal tersebut pada peringatan Hari Meteorologi Dunia (HMD) ke-72 secara daring yang disaksikan di Jakarta pada Rabu (30/3).

Menurutnya, perubahan iklim akan meningkatkan frekuensi, intensitas dan durasi bencana geohidrometeorologi.

BACA JUGA: Marsekal Fadjar Mengingatkan Soal Ancaman Perang Generasi Kelima

“Daya adaptabilitas tanaman dan produktivitas tanaman makin menurun dan ini mengancam ketahanan pangan di negara kita,” ujarnya.

Menurut presiden, Indonesia merupakan negara agraris dan kepulauan.

BACA JUGA: Presiden Jokowi Marah, Ada Hal yang Membuat Fahri Hamzah Heran

Indonesia tidak diuntungkan dari dampak perubahan iklim.

Dia mengatakan fenomena cuaca dan iklim yang ekstrem juga akan makin sering terjadi.

“Terjadi peningkatan suhu udara, suhu muka air laut makin menghangat, terjadi laju kenaikan muka air laut yang membahayakan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil,” katanya.

Oleh karena itu, Jokowi meminta seluruh pemangku kepentingan memperhatikan dengan serius informasi cuaca dan perubahan iklim yang diberikan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan instansi terkait lainnya.

Kemudian, jajaran pemerintah perlu menyiapkan kebijakan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim dengan cepat.

"Serta siapkan penanganan yang lebih baik untuk mengurangi dampak negatif perubahan iklim," katanya.

Jokowi juga meminta sistem peringatan dini bencana makin diperkuat dengan mengandalkan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), maha data atau big data, metode asimilasi dan komputerisasi teknologi tinggi.

Sebab, data dan informasi meteorologi, klimatologi, dan geofisika yang cepat dan akurat sangat dibutuhkan untuk menyusun langkah penanganan yang terukur.

"Ini untuk membangun kesadaran, ketangguhan, dan partisipasi masyarakat," ucapnya.

Di sisi lain, Jokowi berharap sistem edukasi kebencanaan kepada masyarakat terus dilanjutkan.

Kepala Negara meminta jajarannya untuk melakukan edukasi, literasi dan advokasi berkelanjutan.

Selanjutnya, ketangguhan masyarakat dalam beradaptasi dan memitigasi perubahan iklim harus terus ditingkatkan.

“Agar masyarakat mampu merespons dengan cepat potensi risiko bencana,” kata dia.

Kelompok rentan dampak perubahan iklim, yakni petani dan nelayan, juga harus menerima edukasi bencana agar mampu beradaptasi.

Dengan begitu, petani dan nelayan dapat tetap bekerja produktif dan mampu menjaga ketahanan pangan.

Selain itu, Kepala Negara meminta jajarannya memperkuat kolaborasi lintas kementerian/lembaga dengan instansi swasta dan pihak terkait lainnya.

"Kemudian, kolaborasi dengan swasta dan sosial dan berbagai elemen bangsa dalam adaptasi dan mitigasi dampak perubahan iklim," pungkas Presiden Jokowi.(Antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler