Presiden Jokowi Optimistis Mobil Listrik Buatan Indonesia Segera Muncul, ini Alasannya

Rabu, 13 Oktober 2021 – 12:54 WIB
Ilustrasi - Presiden Joko Widodo Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo optimistis mobil listrik buatan Indonesia segera bermunculan.

Presiden memperkirakan paling tidak 2-3 tahun mendatang.

BACA JUGA: Presiden Jokowi Sampai Bereaksi Begini Sikapi Banyak Masyarakat Terjerat Pinjol

Mantan gubernur DKI Jakarta ini optimistis karena hilirisasi nikel di dalam negeri yang menghasilkan katoda baterai, besi antikarat dan juga baterai litium akan dilakukan.

“Bapak-Ibu bisa lihat, tiga tahun lagi, 2-3 tahun lagi, yang namanya mobil listrik bermunculan dari negara kita,” ujar Presiden Jokowi.

BACA JUGA: Yusril Jawab Tudingan Benny K Harman, Kali ini Benar-benar Telak

Dia mengatakan hal itu dalam pengarahannya kepada peserta Program PPRA LXII dan PPSA XXIII 2021 Lembaga Ketahanan Nasional di Istana Negara, Jakarta, Rabu (13/10).

Presiden Jokowi mengatakan dirinya sudah memerintahkan tidak ada lagi ekspor nikel dalam bentuk mentah.

BACA JUGA: Babak Baru Dugaan Ayah Mencabuli 3 Anak Kandung, Ada Keganjilan Hasil Visum

Nikel merupakan komoditas bahan baku yang dapat diolah menjadi katoda baterai, besi antikarat dan juga baterai litium.

Ini merupakan komponen penting dalam struktur industri otomotif, termasuk manufaktur mobil listrik.

Presiden menekankan Indonesia tidak boleh kehilangan kesempatan untuk mendapatkan nilai tambah dari nikel, termasuk juga dari sumber daya alam lain seperti bauksit dan tembaga.

“Jangan ekspor lagi yang namanya nikel dalam bentuk raw material, bahan mentah. Setop ekspor bahan mentah,” katanya.

Menurut Presiden, industri nikel akan diintegrasikan dengan industri otomotif dalam negeri.

Integrasi lintas industri itu akan turut memanfaatkan momentum baru di industri otomotif dunia yakni pengembangan mobil listrik.

“Nanti diintegrasikan dengan industri otomotif yang kita miliki karena kesempatan yang ada ke depan mobil listrik."

"Jangan lagi kehilangan kesempatan, jangan lagi ekspor lagi nikel dalam raw material,” ucap presiden.

Presiden lebih lanjut mengatakan semua komoditas sumber daya alam Indonesia, harus mengalami proses hilirisasi untuk menghasilkan nilai tambah.

Presiden akan meminta BUMN dan swasta, serta investor yang akan masuk ke dalam negeri untuk mendirikan industri di Indonesia, bukan hanya mengambil sumber daya alam mentah.

“Entah itu kerja sama BUMN dengan swasta luar, atau swasta sendiri (domestik), tetapi yang jelas nilai tambah itu ada di dalam negeri,” tuturnya.

Kepala Negara mencontohkan produksi BUMN PT Karakatau Steel Tbk untuk komoditas lembaran baja akan diintegrasikan dengan sektor otomotif.

Produksi baja lembaran panas (hot strip mill) dari Karakatau Steel bisa digunakan untuk memproduksi badan mobil baru, bukan hanya kerangka mobil (sasis).

“Inilah sebuah kesempatan, jangan sampai kita nanti kehilangan kesempatan. Dulu ada booming (lonjakan harga) minyak kita kehilangan, booming kayu kita kehilangan."

"Ini (nikel) tidak. Minerba harus menjadi sebuah fondasi dalam rangka memajukan negara kita,” pungkas Presiden Joko Widodo. (Antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler