Presiden Keberatan Ada Rumah Tahanan Teroris di Kawasan IPSC Sentul

Senin, 08 September 2014 – 16:51 WIB

jpnn.com - SENTUL - Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengapresiasi rencana menjadikan Pusat Pelatihan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) di kawasan International Peace and Security Center (IPSC) sebagai tempat kegiatan deradikalisasi teroris.

Namun, ia keberatan jika lokasi rumah tahanan yang termasuk dalam  pembangunan itu dilakukan di wilayah IPSC Sentul. Pasalnya, banyak pusat pelatihan dan pendidikan di wilayah itu.

BACA JUGA: Pemerhati Pemilu Kompak Tolak Pilkada di DPRD

"Saya sangat setuju (deradikalisasi). Tapi jangan di tempat ini. Saya kira ada lokasi lain. Saya suka aktivitasnya karena ini riil dalam deradikalisasi. Yang penting jangan compound ini karena kawasan santi dharma," ujar Presiden di lokasi  IPSC, Sentul, Bogor, Jawa Barat, Senin (8/9).

Penjelasan mengenai rencana dibangunnya rumah tahanan teroris tersebut disampaikan oleh Kepala BNPT Ansyaad Mbai yang mendampingi Presiden saat berkeliling. Menurut Ansyaad, di atas areal seluas 6,1 hektar yang diperuntukan bagi Pusat Pelatihan BNPT juga akan didirikan rumah tahanan untuk teroris. Total ada 48 kamar.

BACA JUGA: Bupati Biak Numfor Pinjam Uang untuk Utang Pilkada

Satu kamar untuk 3 orang dan tempat kegiatan deradikalisasi. Kegiatan deradikalisasi akan dilakukan dengan, antara lain, mengundang para pemuka agama dan pemuka masyarakat. Menurutnya, bangunan itu dibangun agar para napi terorisme tidak mempengaruhi napi lainnya di lapas biasa.

"Kami tahu betul terkesan ini seperti penjara Guantanamo. Tapi ini ada pertimbangan dasar, ada semua di 28 lapas akan merepotkan. Kalapas sangat takut bukan hanya napi lain direkrut bahkan sipir juga. Alternatif sangat kecil kalau ditempatkan di lapas," papar Ansyaad berusaha menjelaskan maksud dibangunnya tahanan itu.

BACA JUGA: Panselnas Hanya Layani Pengaduan yang Penuhi Prosedur

Namun, Presiden mengaku tetap keberatan. Presiden khawatir jika ada tahanan yang kabur dari tahanan dan menyusup ke sekitar Sentul yang dekat dengan sejumlah tempat pendidikan di IPSC.

Presiden meminta agar rencana pendirian rumah tahanan teroris tersebut dikaji ulang. Kegiatan deradikalisasi, kata dia, merupakan hal baik. Namun tidak dibangun di kawasan IPSC.

"Saya putuskan ide itu bagus, diperlukan MoU. Mari kita pikirkan, tapi tempatnya kita pilih nanti. Mana yang paling bagus supaya tujuan tercapai tanpa ada kerawanan atau celah-celah baru yang menjadi persoalan kita nanti," kata Presiden. (flo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pilkada Lewat DPRD, Demokrat Dinilai Paling Diuntungkan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler