Presiden Perancis Desak AS Klarifikasi Aksi Spionase

Rabu, 23 Oktober 2013 – 13:44 WIB

jpnn.com - NEWYORK--Presiden Perancis Hollande mendesak Presiden AS Barack Obama memberikan penjelasan atas terbongkarnya skandal spionase yang melibatkan Badan Keamanan Nasional AS (NSA) atas Kedutaan Perancis di Washington.

"Saya katakan lagi kepada John Kerry apa yang Francois Hollande sampaikan kepada Barack Obama, bahwa perilaku spionase dalam skala besar yang dilakukan Amerika kepada sekutunya adalah sesuatu yang tidak bisa diterima," ujar Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius, seperti dilansir BBC (22/10).

BACA JUGA: Brunei Segera Terapkan Hukum Islam

Merujuk terbitan koran Le Monde, Badan Keamanan Nasional AS (NSA) telah menyadap diplomat Prancis di Washington dan PBB. Memo internal NSA mengungkap bahwa spionase AS terhadap Prancis menggunakan program pengintaian canggih, diberi nama Genie.

Program pengintaian yang berlangsung pada 2011 ini memakan biaya sebesar USD 652 juta, dan digunakan untuk memasang peralatan mata-mata guna menyadap diplomat Perancis. Sekitar puluhan juta komputer dilaporkan telah diretas pada tahun tersebut.

BACA JUGA: Murid Ngamuk Tembak Guru

Para agen NSA memasukkan spyware ke dalam piranti lunak, router dan firewall jutaan mesin. NSA juga menyadap jutaan sambungan telepon di Prancis pada periode 10 Desember 2012 dan 8 Januari 2013.

Detil terbaru dalam artikel Le Monde ini berdasarkan bocoran mantan analis intelejen Edward Snowden, melalui Glen Greenwald, seorang wartawan Guardian, yang memberikan materi bocoran dari Brasil. Demikian laporan wartawan BBC Christian Fraser di Paris.

BACA JUGA: SBY Utus Marty Temui Pimpinan Korea Utara

Disebutkan bahwa program ini dibawa melalui bugs yang dimasukkan ke Kedutaan Prancis di Washington, dengan kode nama "Wabash" dan ke komputer yang digunakan delegasi Prancis di PBB, dengan kode nama "Blackfoot".

Sementara itu, dalam sebuah dokumen tertanggal Agustus 2010 menyebut data curian yang diambil dari komputer kedutaan asing bisa membuat AS mengetahui lebih cepat posisi anggota Dewan Keamanan lainnya, sebelum PBB menggelar pemungutan suara terkait resolusi bagi Iran.

Dalam bocoran yang diberitakan Le Monde disebutkan AS khawatir Prancis ikut dalam arus Brasil, yang menolak memberikan sanksi bagi Iran. Padahal kenyataannya Prancis selalu menyamakan kedudukan dengan posisi AS.

Snowden sendiri saat ini berada di Rusia, dimana dia mendapatkan visa tinggal selama setahun sebagai bagian dari pengajuan suaka. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Brunei Berlakukan Hukum Rajam dan Qisas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler