jpnn.com, JAKARTA - Ketua Yayasan Keadilan Masyarakat Mandiri Ferdinand Hutahaean menyarankan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tidak mengeluarkan pernyataan provokatif.
Hal itu disampaikan Ferdinand Hutahaean merespons pernyataan Presiden PKS Ahmad Syaikhu yang menyentil utang rezim pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
BACA JUGA: Presiden PKS Sebut Rezim Jokowi Bakal Mewariskan Utang Rp 7.000 Triliun Lebih
Syaikhu memprediksi Rezim Jokowi bakal mewariskan utang Rp 7.000 triliun lebih di akhir periode kepemimpinannya.
"Saya sarankan kepada PKS, jangan terlalu provokatif dan membohongi publik soal utang ini," kata Ferdinand Hutahaean kepada JPNN.com, Minggu (2/1)
BACA JUGA: Mayor Ermansyah Tegaskan yang Mendatangi Habib Bahar bukan Oknum TNI, Aziz Yanuar Bereaksi
Dia menyatakan tidak ada yang perlu dikhawatirkan terkait utang yang dilakukan oleh pemerintahan Jokowi.
Sebab, pemerintah melakukan pinjaman yang digunakan untuk sektor produktif dan memberikan pemasukan bagi negara nantinya.
BACA JUGA: Pengirim Kepala Anjing ke Pesantren Habib Bahar Tidak Pancasilais, Brutal!
"Pembayaran utang itu sudah ada sumbernya, yaitu dari pendapatan dan laba dari sektor produktif tersebut," lanjutnya.
Meskipun di awal-awal akan terasa berat dengan beban utang tersebut, tetapi Ferdinand meyakini utang bakal terlunasi dan bahkan memberikan keuntungan.
"Akan tiba waktunya semua menguntungkan," ucap mantan politikus Partai Demokrat itu.
Sebelumnya, Presiden PKS Ahmad Syaikhu melalui kanal YouTube resmi partainya memprediksi rezim Jokowi akan mewariskan utang sangat besar pada akhir masa kepemimpinannya.
Sebab, kata Ahmad Syaikhu, hingga September 2021, utang negara sudah mencapai Rp 6.711 triliun.
"Artinya, dalam sepuluh tahun pemerintahan, Presiden Jokowi akan mewariskan tambahan utang negara lebih dari Rp 7.000 triliun," ucap Syaikhu. (mcr8/fat/jpnn)
Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Kenny Kurnia Putra