Presiden PKS Sebut Rezim Jokowi Bakal Mewariskan Utang Rp 7.000 Triliun Lebih

Jumat, 31 Desember 2021 – 17:21 WIB
Presiden PKS Ahmad Syaikhu. Foto: Humas PKS

jpnn.com, JAKARTA - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu memprediksi pemerintahan Presiden Joko Widodo akan mewariskan utang sangat besar pada akhir masa kepemimpinannya.

Sebab, kata Ahmad Syaikhu, hingga September 2021, utang negara sudah mencapai Rp 6.711 triliun.

BACA JUGA: PKS Sebut Penghapusan Premium Memberatkan Pengusaha Kecil

Pernyataan itu disampaikan Presiden PKS melalui di kanal resmi parpolnya di YouTube, sebagaimana dikutip pada Jumat (31/12).

"Artinya, dalam sepuluh tahun pemerintahan, Presiden Jokowi akan mewariskan tambahan utang negara lebih dari Rp 7.000 triliun," ucap Syaikhu.

BACA JUGA: Perwira Berpangkat AKBP yang Berselingkuh Sesama Anggota Polri Itu Dipecat

Dalam video itu, Syaikhu juga menyoroti rencana pemerintah menghapus BBM jenis premium dan pertalite.

Menurut dia, kebijakan pada rezim Jokowi itu tidak berpihak kepada masyarakat menengah ke bawah jika benar-benar diterapkan.

BACA JUGA: Ini Lho Sejumlah Nama Penerima Uang Korupsi di Bintan, Alamak

Dia juga menolak keras wacana perpanjangan masa jabatan presiden dan meyakini isu tersebut sarat dengan masalah dan mengkhianati demokrasi.

"Perpanjangan jabatan presiden hanya akan menjadikan kekuasaan pemerintah makin kuat tidak terbendung," ujar Syaikhu.

Syaikhu juga menyinggung langkah pemerintah dan DPR mengebut pembahasan RUU Ibu Kota Negara atau IKN di parlemen.

Dia mempertanyakan alasan pemerintah bergegas memindahkan ibu kota dengan dalih kondisi geografis DKI Jakarta yang kerap banjir dan terancam tenggelam.

Menurut Syaikhu, alasan itu seolah-olah mengesankan pemerintahan Jokowi lepas tangan atas permasalahan banjir Jakarta.

Di sisi lain, kondisi ekologis di wilayah yang akan menjadi lokasi ibu kota baru juga terendam banjir.

BACA JUGA: Jokowi-Maruf dapat Rapor Merah di Sektor Energi Pada 2021, Catatan PKS Menohok

"Maka pertanyaannya, untuk kepentingan apa dan siapa kita harus pindah ibu kota negara," ucap Syaikhu mempertanyakan. (mcr8/jpnn)


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Kenny Kurnia Putra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler