Presiden Menelepon Gubernur Sumbar, Prestasi atau Sinyal Kegagalan?

Jumat, 06 Agustus 2021 – 19:51 WIB
Ilustrasi vaksinasi Covid-19 di Sumatera Barat. ANTARA

jpnn.com, PADANG - Anggota DPRD Sumatra Barat Nofrizon mengingatkan Gubernur Sumatra Barat Mahyeldi Ansharullah.

Menurutnya, sebagai kepala daerah Mahyeldi penting bekerja keras menanggulangi pandemi COVID-19.

BACA JUGA: Panglima TNI Perintahkan Para Babinsa Segera Lakukan Pelacakan!

Bukan malah membuat pernyataan-pernyataan yang terkesan membuat gaduh.

"Kasus di sini meningkat dan ini yang menjadi fokus kita bersama, jangan mengeluarkan komentar yang membuat gaduh penanganan pandemi," ujar Nofrizon di Padang, Jumat (6/8).

BACA JUGA: Pemilih Kesulitan, KPU Berupaya Menyederhanakan Surat Suara

Nofrizon berkomentar setelah Presiden Joko Widodo menelepon Mahyeldi saat kasus positif Covid-19 di Sumbar meningkat cukup drastis.

Menurut Nofrizon hal itu bukan sebuah prestasi.

BACA JUGA: Ibu Menyusui Terpapar COVID-19, Dokter Bilang Begini Soal ASI dan Bayinya

"Jangan anggap itu (ditelepon presiden) prestasi, tetapi merupakan sinyal kegagalan pemerintah daerah dalam mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19," katanya.

Anggota Komisi V DPRD Sumatra Barat ini kemudian meminta pemprov yang ada lebih fokus dan mencari langkah cepat dan tepat menyikapi persoalan yang terjadi pada saat ini.

"Jangan membangun pencitraan bahwa ditelepon presiden itu sebuah prestasi," kata dia.

Menurutnya, prestasi itu jika presiden menelepon gubernur untuk merealisasikan anggaran pembangunan jalur Sitinjau Lauik.

"Atau presiden menelepon ada penambahan anggaran dari APBN untuk Sumatra Barat, itu baru disebut prestasi," katanya.

Nofrizon menyatakan fasilitas sarana dan prasana yang ada di sejumlah rumah sakit dalam penanganan Covid-19 saat ini merupakan kinerja mantan gubernur dan wakil gubernur sebelumnya, Irwan Prayitno dan Nasrul Abit.

Dia mengatakan saat rapat paripurna beberapa waktu lalu telah menyampaikan keresahannya terkait penanganan kasus di lapangan dan gubenur meminta data terkait rumah sakit yang penuh, orang yang banyak isolasi mandiri dan lain-lain.

"Data saya lengkap namun saat interupsi dibatasi sehingga tidak dijawab. Kami ingin kepala daerah fokus membuat kasus (positif Covid-19) di Sumatra Barat turun," katanya.

Presiden Jokowi diketahui menelepon Mahyeldi terkait penanganan pandemi Covid-19, Kamis (5/8) kemarin.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Sumatra Barat Jasman Rizal menyatakan, gubernur ditelpon terkait kesiapan menghadapi COVID-19.

"Gubernur Sumatra Barat ditelepon terkait dengan kesiapan menghadapi Covid-19 dan Sumatera Barat dibantu presiden berupa 100 konsentrator oksigen, obat-obatan dan tambahan vaksin," ucap Jasman.(Antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler