jpnn.com - JAKARTA - Presiden Joko Widodo mengajukan 23 nama calon duta besar baru ke DPR.
Beberapa nama tidak asing, sebut saja mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi dan anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) yang juga bos Lion Air Rusdi Kirana.
BACA JUGA: Swasta Terlibat Pengujian KIR, Masyarakat tak Perlu Menunggu Lama
’’Sudah diserahkan ke DPR,’’ kata Jokowi di Makassar, Sabtu (26/11).
Mengenai nama-nama yang beredar ke publik, dia mengisyaratkan bahwa nama-nama itu memang sedang diajukan. ’’Ada mantan menteri, ada dari Setpres. Semuanya,’’ ujarnya.
BACA JUGA: 6 Pati TNI AL Naik Pangkat, Begini Pesan Laksamana Ade Supandi
Pemerintah menunggu hasil fit and proper test di DPR. Bila DPR menyetujui, para calon duta besar (Dubes) itu bisa melenggang.
Beberapa nama memantik pro dan kontra. Misalnya, Rusdi Kirana yang diplot sebagai Dubes di Malaysia. ’’Sebagai WNI, tentu saya menghormati hak presiden. Tapi, sebagai akademisi, saya mengkritisi sebagian keputusannya,’’ ujar pengamat hubungan luar negeri Teuku Rezasyah.
BACA JUGA: Para Gubernur Diajak Jaga Stabilitas Daerahnya
Dia heran mengapa seorang pengusaha yang belum punya pengalaman diplomatik dijadikan Dubes. Memang Rusdi punya sedikit hubungan dengan Malaysia dari Malindo Air, anak perusahaan Lion Air yang berlokasi di Negeri Jiran itu. Namun, Teuku menegaskan, justru bukan urusan ekonomi yang harus diperhatikan.
”Indonesia punya urusan soal pengamanan WNI dari kelompok bersenjata. Juga soal TKI yang sampai sekarang belum selesai,’’ katanya. Karena itu, yang ditugaskan di Malaysia seharusnya menguasai politik, pertahanan, dan keamanan.
Yang juga disorot adalah Yuddy Chrisnandi yang disiapkan menjadi Dubes di Ukraina. Sebelumnya orang dekat Wapres Jusuf Kalla itu terang-terangan minta menjadi Dubes. ’’Untuk calon yang merupakan pejabat karir atau dari militer, saya mungkin tak ragu. Tapi, dua nama tersebut (Rusdi dan Yuddy, Red) membuat saya heran,’’ ungkap Rezasyah.
Yuddy pun tidak peduli dengan polemik itu. Dia fokus untuk persiapan uji kelayakan dan kepatutan. ”Fit and proper test di DPR pekan depan,” katanya.
Setelah dicopot dari menteri PAN dan RB, Yuddy bergabung dengan tim ahli Wapres. Saat acara serah terima jabatan di kantor Kemen PAN-RB pada Juli lalu, Yuddy mengungkapkan keinginannya untuk tetap bisa mengabdi kepada negara.
Dia ingin menjadi Dubes. Terkait dengan penempatan di Ukraina, Yuddy ogah berkomentar. ”No comment dulu, ya,” katanya. (byu/bil/jun/c10/ca/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... "Presiden Senang tuh dengan Peningkatan Dana Desa"
Redaktur : Tim Redaksi