ABIDJAN - Di tengah kecamuk revolusi berdarah di Libya, tragedi kemanusiaan yang tidak kalah mengerikan terjadi pula di negara sebenua, Pantai GadingKemarin (2/4) Komite Palang Merah Internasional (ICRC) melaporkan, setidaknya 800 orang terbunuh akibat konflik interkomunal di Kota Duekoue yang terjadi Selasa lalu (29/3).
Laporan itu didapatkan setelah tim yang dikirim ICRC melakukan kunjungan lapangan ke kota di bagian barat Pantai Gading tersebut pada Kamis (31/3) dan Jumat (1/3)
BACA JUGA: Jelang Sunting Middleton, Pangeran William Gugup
"Kami mendapat informasi, setidaknya 800 orang terbunuh pada 29 MaretBACA JUGA: PM Jepang Tegaskan Paparan Radiasi Aman
Sejak Senin (28/3), puluhan ribu warga mengungsi keluar dari kota itu, terutama ke kota terdekat, Guiglo," kata Dorothea Krimitsas, juru bicara ICRC, sebagaimana dilansir BBCBelum jelas benar siapa pelaku kekejian itu atau motivasi di baliknya
BACA JUGA: AS Tarik Semua Jet Tempur
Tetapi, hampir pasti itu terkait konflik politik yang berlangsung sejak selesainya pemilihan presiden pada November tahun laluKubu Alassane Ouattara, presiden terpilih yang diakui PBB, berhadap-hadapan dengan incumbent yang dikalahkannya, Laurent Gbagbo, yang menolak menyerahkan jabatanHingga kini, kubu Ouattara telah menguasai 80 persen wilayah bekas jajahan Prancis itu
Sejak November, PBB memperkirakan 500 orang tewas akibat konflik bersenjata tersebutSatu juta orang juga telah meninggalkan bekas ibu kota AbidjanSebanyak 122 ribu orang menyeberang ke negara tetangga, Liberia
Temuan ICRC di Doukoue itu mengerikan karena jumlahnya melebihi jumlah korban meninggal di seluruh negeri selama empat bulan ini akibat perebutan kekuasaan tersebutIngatan orang pun melayang ke genosida di Rwanda pada 1994 yang merenggut 800 ribu jiwa.
Yang lebih mengejutkan lagi, ada dugaan keterlibatan presiden versi PBB, OuattaraSebab, sejak Senin (29/3) kota tersebut jatuh ke tangan pihak Ouattara
Tengara itu pula yang disampaikan Farhan Haq dari Komisi Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia"Ada laporan belum terkonfirmasi yang sangat mengkhawatirkan bahwa pasukan pro-Ouattara telah melanggar hak asasi manusia," kata Farhan sebagaimana dikutip The Guardian.
Namun, pihak Ouattara membantah tudingan ituMereka balik menuduh kubu lawan, loyalis Gbagbo, yang melakukan itu saat terpukul mundur dari Douekoue
Tentu saja pihak Gbagbo juga membantahDalam penampilannya di TV pemerintah yang kembali mereka kuasai, Juru Bicara Militer Gbagbo Letnan Kolonel Alphonse Guano menyatakan, konsentrasi mereka lebih tercurah kepada cara mempertahankan Abidjan
Memang hanya di kota yang kedudukannya sebagai ibu kota digantikan Yamoussukro itu posisi Gbagbo bisa dibilang masih kuatTetapi, Ouattara yang bermarkas pusat di Hotel Golf di kota yang sama juga terus berusaha merangsek
Karena itu, jumlah korban diperkirakan terus bertambahBahkan, jumlah resmi 500 jiwa versi PBB itu diperkirakan tidak menggambarkan kondisi sesungguhnyaBisa jadi dua atau tiga kali lipat dari jumlah itu
Khusus Doukoue, Ketua Tim ICRC di Pantai Gading Dominique Liengme menganggap apa yang terjadi di kota tersebut mencengangkan"Terutama dalam hal jumlah dan kebrutalan yang terjadi," katanya(c4/ttg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Empat Negara Berebut Umar Patek
Redaktur : Tim Redaksi