Pria Beristri Ini Culik Nadya Lantaran Cintanya Ditolak

Sabtu, 28 Oktober 2017 – 12:32 WIB
Dede Syahputra alias Dirli (duduk) saat menjalani perawatan atas luka tembak di kakinya. Foto: metrosiantar/jpg

jpnn.com, SIANTAR - Dede Syahputra alias Dirli akhirnya menceritakan alasannya menculik, menganiaya, dan merampok Nadya Chaniago, siswi SMA Swasta Teladan beberapa waktu lalu.

Pria beristri itu mengaku menyiksa Nadya secara keji lantaran cintanya ditolak.

BACA JUGA: Bantu Pelarian Penculik Nadya, Abang Dirli Diciduk Polisi

Dirli tega mencakar hingga menyebabkan wajah Nadya terluka parah bak tersayat-sayat benda tajam.

“Cintaku ditolak, aku geram. Makanya kuculik dia baru kucakar mukanya pakai kuku,” kata Dirli di Mapolda Sumut, Jumat (27/10).

BACA JUGA: Siswi SMA Korban Perampokan Selamat karena Dengar Suara Azan

Pelarian Dede Syahputra terhenti setelah dua timah panas bersarang di kakinya.

Subdit III/Jatanras Ditreskrimum Polda Sumut mengejarnya hingga ke Desa Sungai Majo, Kecamatan Kubbu Babussalam, Kabupaten Rohil, Riau.

BACA JUGA: Pelaku Penculikan Siswi Cantik Itu Rupanya Bekas Tetangganya

Pelaku penganiayaan yang hampir membuat Nadya Chaniago (17), siswa SMA Swasta Teladan Pematang Siantar hampir kehilangan nyawa, ditangkap bersama pria berinisial S (40), abang DS dan RA (38), pria yang membeli sepedamotor Nadya seharga Rp2.800.000.

Direktur Ditreskrimum Poldasu Kombes Pol Andi Rian didampingi Kasubdit III/Jatanras Poldasu AKBP Faisal Napitupulu menyebutkan dalam melakukan aksinya pelaku memanggil korban dari rumahnya dengan alasan korban mendapatkan kiriman barang.

Tak menaruh curiga, korban yang juga mengenal pelaku menaruh curiga kepada pelaku ikut ke salahsatu rumah kosong di Kelurahan Tanjung Tongah, Kecamatan Siantar Martoba. Mereka tiba sekira pukul 17.50.WIB.

“Di rumah kosong ini pelaku menganiaya korban, mukanya dihajar dibenturkan ke tanah dan diseret-seret. Bukan sampai di situ saja, pelaku melucuti pakaian korban dan ingin memperkosa. Akan tetapi kurang tenaga, ‘barang’ pelaku loyo,” ujar Andi Rian di depan halaman Ditreskrimum, Jumat (27/10).

Ketika korban tak lagi berdaya pelaku membawa kabur harta korban di antaranya sepedamotor dan handphone.

Selanjutnya dia lari ke Batubara, di sana pelaku menemui tersangka lainnya yang merupakan abang kandungnya, Sanem, 40. Selanjutnya, oleh Sanem sepedamotor Vario warna merah milik korban dijual kepada Rio Antara selaku penadah.

Saat dihadirkan dalam paparan, pria berkepala pelontos ini meringis kesakitan. Berkali-kali dia kesulitan berdiri tegak sehingga harus dibantu kedua tangannya untuk berdiri.

Polisi merasa perlu menindak tegas dengan menembak kedua kakinya karena melawan dan berusaha melarikan diri. Menurut informasi, kaki kiri Dirli patah akibat peluru yang menebus betis hingga tulang kakinya.

Warga Kecamatan Bosar Maligas, Kabupaten Simalungun ini akan dijerat Pasal 80 Undang-undang Perlindungan anak juncto Pasal 365 KUHPidana. Sementara RA dijerat dengan Pasal 480 KUHPidana.

“Saya imbau, jangan pernah coba bermain di Sumut, jika tidak ingin kami tindak secara tegas seperti pelaku ini. Apalagi pelaku sangat sadis menganiaya anak di bawah umur,” ucap Kasubdit III/Jatanras Ditreskrimum Polda Sumut, AKBP Faisal Napitupulu mengakhiri.

Sebelumnya, Kamis (19/10) sekira Pukul 06.00 WIB, Nadya berhasil keluar dari lokasi dimana dirinya dianiaya oleh DS hingga pingsan.

Dengan tubuh berlumuran darah, pakaian koyak, Nadya berhasil mencapai rumah keluarga Efa Juliana Sinaga dan Leon Spin Silitonga di Jalan Pamatang Raya, Kelurahan Tanjung Pinggir, Kecamatan Siantar Martoba. Diceritakan Leon, Nadya terlihat berjalan sempoyongan mendatangi rumah mereka.

Saat itu, Efa Sinaga, sedang menjemur pakaian di depan rumah mereka.

“Buk tolong.. Di mana jalan keluar dari sini,” kata Leon, meniru perkataan Nadya.

Efa sempat menjawab pertanyaan Nadia tersebut. Tetapi Nadya tidak langsung pergi berjalan, malahan dia dengan jalan sempoyongan mendekati Efa.

Saat itu, anak bungsu dari pasangan Leon dan Efa ketakutan melihat kondisi Nadya yang wajah penuh lumuran darah. Anak mereka kemudian meminta ibunya Efa, untuk menutup pintu dan tidak merespon permintaan tolong Nadya. Karena takut Efa sempat menutup pintu.

Saat istri menutup pintu, Leon sedang berada di kamar mandi. Setelah diberitau istri, dia pun keluar dan melihat Nadya dengan kondisi rok sekolah yang sudah robek sampai batas pinggang.

Nadya pun dibawa masuk ke dalam rumah. Di sana, mereka sempat memberikan air minum kepada Nadya, namun karena kondisi tenggorokan Nadya yang sakit akibat cekikan, Nadya tidak bisa minum. Begitu juga dengan makanan, Nadya menolak untuk makan.

Kemudian Nadya menyebutkan nomor handphone ibunya. Setelah menghubungi keluarga Nadya, Leon meminta mereka untuk bertemu di Terminal Horas Tanjung Pinggir.(dvs/cr05/esa/ms)


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler