Peristiwa tersebut terjadi pukul 13.55, sesaat sebelum acara pelantikan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBPP) Indonesia di Yangon, Myanmar, Sebastianus Soemarsono
BACA JUGA: DAK Gantikan DAU
Pria pemakai kaus oblong putih tipis merek Swan dan celana panjang agak komprang warna biru gelap itu berjalan dengan santai bersama rombongan wartawan di dalam Istana NegaraPadahal, untuk masuk ke Istana Negara, seseorang setidaknya harus melalui dua pos pengamanan
BACA JUGA: Pengalihan Jam Kerja Tanpa Kompensasi
Pos pertama berada di halaman sekretariat negara, pos kedua di samping Istana NegaraBACA JUGA: Mahasiswa UI Desak KPK Usut Pertamina
Selain itu, untuk masuk istana, juga ada aturan tidak boleh memakai kaus, sandal, dan jinMelihat tamu tak diundang, seorang anggota Paspampres mencegat dan menanyai pria tersebut’’Mau ke mana kamu?’’ tanya anggota Paspampres’’Hanya lihat-lihat, Pak,’’ jawab pria tersebut, polosSejurus kemudian, pria itu dibawa ke luar Istana Negara dan diperiksa Paspampres.
Komandan Paspampres Brigjen Soewarno saat dikonfirmasi wartawan semula menutupi peristiwa tersebutNamun, akhirnya Kepala Biro Pers dan Media Rumah Tangga Kepresidenan D.JNachrawi memberikan keterangan.
Menurut Nachrawi, pria tersebut bernama Fahrurrozi, 26, warga Kampung Bali, Jakarta Pusat’’Dia tukang cat untuk persiapan HUT Proklamasi Kemerdekaan RI,’’ ujar Nachrawi. Kebetulan, di beberapa bagian istana memang sedang dilakukan pengecatan.
Lalu, mengapa masuk ke Istana Negara? Nachrawi mengatakan, Fahrurrozi disuruh mengambil barang untuk keperluan mengecat di Wisma Negara, sebelah barat Istana Negara’’Hanya saja, dia tidak bisa membedakan Wisma Negara dan Istana NegaraMaka, masuklah dia ke Istana Negara,’’ kata NachrawiNachrawi memastikan, Fahrurrozi bukanlah penyusupKarena itu, Paspampres melepaskan dan menyuruhnya pulang
Peristiwa tersebut menggugah ingatan pada insiden cakalele pada Juni tahun laluSaat itu, Presiden SBY menghadiri peringatan ke-14 Hari Keluarga Nasional di Lapangan Merdeka, AmbonSaat presiden berpidato, tiba-tiba muncul 25 pemuda Maluku yang membawakan tarian perang cakalele dengan perlengkapan tari berupa golok dan tombak hingga 30 meter lurus di hadapan presidenSatu di antara penari liar itu mengusung bendera Republik Maluku Selatan (RMS).
Dua peristiwa tersebut patut dijadikan bahan evaluasi bagi Paspampres untuk lebih cermat menjaga keselamatan presidenApalagi SBY baru saja memerintah Paspampres agar melakukan efisiensi pengamanan.
Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso mengatakan, SBY menginstruksikan pengurangan rangkaian kendaraan pengamanan presidenTujuannya menghemat BBM’’Juga ketika misalnya presiden berada di tempat pernikahan, jumlah yang mengawal juga dikurangi,’’ kata Djoko(tom/cak/nw)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Azirwan: Al Amin Seperti Perampok
Redaktur : Tim Redaksi