jpnn.com - WASPADALAH kaum pria pemilik testis berukuran besar. Pasalnya, sebuah penelitian terbaru mengungkap bahwa pria bertestis besar ternyata lebih berisiko tinggi terkena masalah jantung.
Awalnya peneliti mengukur testis lebih dari 2.800 pria Italia yang menjalani pengobatan tertentu untuk mengatasi disfungsi seksual. Penelitian itu berjalan selama tujuh tahun.
BACA JUGA: Inilah Gen Yang Bikin Orang Bisa Gemuk
Tanpa diduga, peneliti menemukan hubungan antara faktor yang berisiko menimbulkan penyakit jantung seperti obesitas, kebiasaan merokok dan tekanan darah tinggi, dengan testis yang lebih besar. Peneliti juga menemukan kaitan antara tingginya kadar luteinizing hormone (LH), yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitari yang berfungsi merangsang produksi testosterone, dengan peningkatan risiko sakit jantung.
Bahkan, kaitan keduanya tetap konsisten meski peneliti telah mempertimbangkan faktor risiko sakit jantung lainnya. "Meski asumsi secara umum bahwa, ukuran testis dapat memprediksi tingkat kebugaran reproduksi seseorang, tapi nyatanya temuan kami mengindikasikan bahwa parameter obyektif ini juga, dapat memberikan petunjuk terkait kondisi kesehatan seseorang secara menyeluruh berikut risiko penyakit kardiovaskularnya," tulis peneliti dalam laporan yang dipublikasikan Journal of Sexual Medicine seperti dilansir laman livescience, baru-baru ini.
BACA JUGA: Stres dan Kelelahan Bikin Ayah Baru Malas Bercinta
Peneliti menduga kaitan antara testis yang besar dengan risiko sakit jantung terletak pada fakta bahwa para pria pengidap sejumlah masalah kesehatan -seperti diabetes dan jantung- juga diketahui memiliki kadar testosterone yang rendah. Pada pria yang mengalami kondisi seperti itu, tubuhnya mencoba untuk mengkompensasi rendahnya kadar testosterone dengan melepaskan lebih banyak hormon dari kelenjar pituitari yang pada akhirnya menyebabkan peningkatan ukuran testis.
Namun, pakar lain menyebut hipotesis ini masih belum tepat. "Walaupun para pria yang kadar testosteronnya rendah bisa jadi mengalami peningkatan produksi hormon pituitari, tapi pernyataan bahwa kemudian testisnya akan terdorong oleh pituitari dan membesar lebih dari normal, saya kira itu meragukan," kata pakar urologi dari University of Maryland Medical Center, Dr. Andrew Kramer, seperti yang dilansir laman livescience, Jumat (2/8)
BACA JUGA: Diet Vs Olahraga: Mana yang Lebih Penting?
Kramer sepakat bahwa tingginya kadar LH adalah gejala kesehatan yang buruk dan dapat dikaitkan dengan penyakit jantung. Namun menurutnya, kadar LH yang rendahlah yang mengakibatkan testis yang lebih besar, maupun sebaliknya.(fny/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ilmuan Ciptakan Anti Bisa Ular Dalam Bentuk Spray
Redaktur : Tim Redaksi