Pria Ini Mualaf, Sahur dan Berbuka Selalu ke Rumah Pacar, Bahagia

Selasa, 13 Juni 2017 – 00:40 WIB
Yusuf di rumah Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Pembina Iman Tauhid Indonesia (PITI) Sumsel di Jl Bambang Utoyo Palembang Sabtu (10/6). FOTO: KHOIRUNNISAK/SUMATERA EKSPRES/JPNN.com

jpnn.com - Yusuf (29) sejak lima bulan lalu menjadi mualaf. Ramadan kali ini merupakan puasa pertama kali.

KHOIRUNNISAK-Palembang

BACA JUGA: Berawal dari Mimpi, Alfian dan Rika Mengucap Syahadat, jadi Mualaf

SUASANA di kediaman rumah Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Pembina Iman Tauhid Indonesia (PITI) Sumsel di Jl Bambang Utoyo, Palembang, Sumsel, Sabtu (10/6) sedikit berbeda.

Puluhan warga etnis Tionghoa yang sudah mualaf berkumpul untuk berbuka puasa bersama. Salah satunya Yusuf (28).

BACA JUGA: Duh, Kevin Aprilio kok Batal Puasa?

Mengenakan baju koko putih, ia terlihat serius mendengarkan tausiah dari ustaz, sesekali ngobrol bersama para rekannya yang duduk di sebelahnya. Bagi pemilik nama asli Anantho itu, puasa tahun ini merupakan yang pertama kali dijalaninya.

Hingga Sabtu kemarin, puasanya sudah bolong dua hari karena ada pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan serta kondisi cuaca panas menyengat.

BACA JUGA: Ingat Ayah di Senam Puasa

Sebenarnya, ia sangat menyesalkan tidak bisa berpuasa dua hari. Karena itu, dia berniat menuntaskan puasa Ramadan yang tersisa, hingga terakhir.

Baginya ujian terbesar menghadapi puasa yakni menahan emosi. “Kalau lapar dan haus bisa dikendalikan, tapi emosi ujian berat,” terang pekerja bengkel itu.

Di rumahnya, hanya ia yang muslim. Untuk melaksankan sahur dan buka puasa dibantu sang pacar. Jadi setiap sahur dan berbuka ia selalu datang ke rumah pacarnya. Perasaan bahagia sangat dirasakannya bisa menjadi seorang muslim.

Saat ini yang tengah didalami adalah belajar salat. Ia punya keinginan kuat bisa rutin menjalankan salat lima waktu.

Selama ini kadang masih bolong seperti melaksanakan salat Subuh karena kesiangan. “Alhamdulillah, pacar tidak pernah putus asa menuntun saya,” ucapnya bersyukur.

Awal mula menjadi mualaf lima bulan lalu, ketika tak sengaja mendengar orang mengumandangkan azan di daerah Bengkulu.

Memang sebelumnya sudah ada niat masuk Islam karena ingin menikahi sang pacar, tapi niatnya tersebut selalu diulurnya.

Waktu itu ingin mengucap dua Kalimat Syahadat di Bengkulu, tapi niat tersebut diurungkan. Akhirnya mengucap Kalimat Syahadat itu di Masjid Al-Islam Muhammad Cheng Ho Sriwijaya.

Dia merasa masih sangat membutuhkan bimbingan, khususnya dalam mengerjakan salat. Dia juga ingin bisa belajar mengaji. (*/air/ce1)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Khusus Dewasa! Jangan Lupa Sahur agar Kualitas Sperma Terjaga


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
mualaf   Syahadat   Puasa  

Terpopuler