Seorang pria Melbourne mengaku bersalah telah menghasut hacker Indonesia untuk menyerang situs-situs ASIO, ASIS dan Sinyal Direktorat Australia.
Mathew John Hutchison meninggalkan Pengadilan Magistrasi Melbourne setelah sidang pendahuluan pada Februari lalu.
BACA JUGA: Australia Kembalikan Artefak Mesir Kuno Usia Ribuan Tahun
Mathew John Hutchison mengaku bersalah atas tuduhan menghasut untuk melakukan gangguan yang tidak sah pada komunikasi elektronik di Pengadilan Magistrasi Melbourne hari ini.Pengadilan mendengarkan kesaksian pria berusia 21 tahun yang berasal dari pinggiran Melbourne Barat dirinya melakukan kontak dengan hacker Indonesia yang marah atas informasi yang dikeluarkan oleh Edward Snowden yang menunjukkan bahwa kedutaan Australia di Jakarta telah diduga telah digunakan untuk memata-matai. Hacker Indonesia yang beroperasi di bawah bendera Anonymous Indonesia, itu kemudian menyerang situs-situs dari 170 pengusaha Australia swasta dan organisasi intelejen Indonesia dalam suatu serangan peretasan yang dikenal sebagai serangan penolakan layanan sebagai pembalasan atas dugaan kegiatan spionase. Serangan Penolakan layanan ini membanjiri situs-situs tersebut dengan traffic sehingga tidak bisa diakses selama beberapa waktu. Menurut pernyataan fakta dari Jaksa, empat hari setelah serangan penolakan layanan oleh Anonymous dimulai terhadap bisnis Australia, Hutchison melakukan perbincangan dengan seseorang yang menggunakan nama samaran di internet sebagai 'Absantos'. Dalam percakapan ini Ia menguraikan rencana untuk menghubungi para hacker Indonesia dan mendesak mereka menghentikan serangan mereka terhadap situs-situs di Australia. Tidak berapa lama setelah perbincangan ini, Hutchison mengupload video di YouTube berdurasi 59 menit yang mendorong peretas Indonesia untuk memfokuskan perhatian mereka pada Pemerintah Australia dan lembaga intelejennya. "Kita semua terikat bersama-sama dalam upaya untuk menurunkan pemerintahan tiran untuk membentuk dunia kita sebagai tempat yang lebih baik," kata video, di bawah tanda Anonymous Australia. "Kami mengucapkan, sebagai sesama saudara, untuk fokus pada target utama Anda -. Instansi pemerintah dan mata-mata" Pengadilan mendengar bahwa pada 7 November 2013, Hutchison melakukan percakapan lain di internet dengan orang yang menggunakan nama 'xCrotz' yang mengidentifikasi dirinya sebagai pemimpin para hacker Indonesia. Selama percakapan ini Hutchison membahas kerentanan situs ASIO dan mendesak hacker Indonesia untuk menyerang situs, bersama dengan situs pemerintah lainnya. Sehari setelahnya sejumlah situs milik Departemen Luar Negeri Australia diserang dan tidak bisa diakses untuk sementara waktu sebagai hasil dari aksi serangan para peretas Indonesia. Situs yang terkena serangan para peretas Indonesia ini termasuk situs Smart wisatawan, situs resmi Menteri Luar Negeri dan situs Badan Intelegen Rahasia Australia (ASIS). Akibat serangan itu, konektivitas internet DFAT terdegradasi yang begitu parah bahwa semua situs publik departemen tidak bisa diakses untuk jangka waktu sekitar satu jam. Menurut pernyataan dari fakta ditenderkan di pengadilan, pemadaman ini dicegah departemen dari penerbitan peringatan perjalanan ke wisatawan Australia menggunakan layanan Cerdas wisatawan. Namun serangan terhadap situs ASIS tidak mengarah pada akses yang tidak sah dari informasi rahasia atau sensitif. Sementara serangan pada situs Departemen luar negeri berlangsung selama empat hari. Pada malam tanggal 9 November 2013, Hutchison kembali membuat dan mengunggah video ke-2 di Youtube dengan peringatan terakhir pada hacker Indonesia untuk menghentikan serangannya terhadap situs perusahaan Australia. Video ini memuat alamat situs ASIO, ASIS dan Direktorat Sandi Australia dan menginformasikan situs-situs tersebut sebagai situs yang harus menjadi sasaran serangan para peretas Indonesia. Seminggu kemudian Hutchinson mengunggah video ketiga yang menunjukkan seorang pria mengenakan topeng putih Guy Fawkes berdiri di depan bendera hijau dengan simbol Anonymous di atasnya. Dalam video tersebut, pria bertopeng mengatakan bahwa "begitu Anonymous Indonesia mendengarkan, situs ASIS menjadi tidak bisa diakses selama beberapa hari melalui beberapa serangan penolakan layanan." Selama penggeledahan dari Brookfield di rumah Hutchison pada bulan Juni 2014, Polisi Federal Australia menemukan topeng putih Guy Fawkes dan bendera hijau dengan simbol Anonymous di atasnya. Petugas forensik juga menemukan log percakapan internet di komputer Hutchison yang menunjukkan dia membahas perannya dalam memproduksi video YouTube. Drive eksternal juga ditemukan mengandung audio dari video YouTube kedua dan ketiga yang dibuat oleh Hutchison. Dalam wawancara dengan polisi setelah penangkapannya Hutchison mengaku memproduksi tiga video YouTube dan mengatakan bahwa dia tahu apa yang dia lakukan itu salah.
BACA JUGA: Anak Cenderung Tiru Perilaku Mengemudi Orang Tuanya
BACA JUGA: Di Australia Barat, Warga Usia 100 Tahun Digratiskan Sewa Rumah
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dalam Sehari, Sumbangan Jumat Agung di Melbourne Capai Rp 170 Miliar