Kepolisian Federal Australia (AFP) telah menjerat seorang pria asal Sydney dengan tuduhan perdagangan manusia, menuduhnya menggunakan paksaan, ancaman dan penipuan untuk memaksa istri dan anaknya untuk bepergian dari Sydney ke India.
Detektif Inspektur Dan Evans dari AFP mengatakan bahwa pria berusia 27 tahun tersebut membuat sang istri dan anak perempuannya meninggalkan Australia di luar keinginan mereka pada bulan Maret tahun ini.
BACA JUGA: Australia Larang Donasi Politik dari Luar Negeri
"Kami akan menuduh pria ini terlibat dalam perdagangan perempuan dan bayi berusia dua bulan dari Australia ke India," sebutnya.
"Yang membuat kasus ini menonjol adalah perempuan itu adalah istrinya yang kelahiran India dan bayi berusia dua bulan itu adalah anaknya."
BACA JUGA: Amazon Mulai Beroperasi Dari Australia
AFP menduga, begitu sang istri berada di luar negeri, pria tersebut lalu menghubungi Departemen Imigrasi Australia agar permohonan visa istrinya dibatalkan sehingga ia tak bisa kembali ke Australia.
"Kami juga menduga bahwa paspor bayi berusia dua bulan itu telah dicabut untuk mencegahnya kembali ke Australia," kata Inspektur Evans.
BACA JUGA: Viagra Seharusnya Bisa Dibeli Tanpa Resep di Australia
"Ini adalah kasus yang mengganggu di mana kami melihat seorang korban dan anaknya diangkut dari Australia ke yurisdiksi asing tanpa dokumen apapun untuk pulang ke rumah (Australia)."
AFP mengatakan permintaan untuk membatalkan visa itu tidak berhasil dan perempuan tersebut bisa kembali ke Australia.
Menurut keterangan AFP, perempuan itu menghubungi organisasi Anti-Perbudakan Australia -yang berbasis di Universitas Teknologi Sydney, yang memberinya bantuan hukum.Skala perdagangan manusia susah diperkirakan
Tim Perdagangan Manusia AFP mulai menyelidiki kasus tersebut pada bulan Mei dan menangkap suami dari perempuan tersebut -yang merupakan warga negara Australia -bulan lalu.
Ia didakwa melakukan tiga pelanggaran termasuk salah satunya perdagangan manusia. Nama pria itu tak bisa disebutkan karena alasan hukum.
Ia menghadapi Pengadilan Negeri Downing Centre di Sydney di mana panitera mengatakan kepadanya bahwa pelanggaran tersebut serius dan mendesaknya untuk mendapatkan nasehat hukum.
Pria itu mengatakan kepada pengadilan: "Istri saya meminta saya memesankan tiket untuk pergi ke luar negeri. Sekarang ia mengatakan bahwa saya memaksanya untuk pergi."
Ia tak mengajukan permohonan pembelaan dan jaminannya diteruskan. Kasus tersebut akan kembali disidangkan akhir bulan ini.
AFP mengatakan bahwa skala perdagangan manusia di Australia sulit diperkirakan karena jarang dilaporkan.
Penyidik menerima 150 rujukan sehubungan dengan perdagangan manusia untuk berbagai kasus termasuk kerja paksa, pernikahan paksa dan perbudakan seksual sepanjang tahun keuangan yang lalu.
Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Terapi Penggantian Nikotin Lebih Aman Ketimbang Merokok Saat Hamil