JAKARTA - Koordinator Forum Masyarakat Pemantau Parlemen Indonesia (Formappi), Sebastian Salang menilai cara kunjungan kerja anggota DPR ke luar negeri dengan berbondong-bondong masih menggunakan metode primitifMenurutnya, dari tahun-tahun tidak ada perubahan meskipun metode tersebut malah menguras keuangan negara.
"Metode studi banding ke luar negeri sampai kini masih primitif
BACA JUGA: PKB Kenang 65 Tahun Resolusi Jihad NU
Pendekatan studi banding tidak perlu berbondong-bondong," kata Sebastian Salang pada diskusi bertajuk "Studi Banding DPR" di Warung Daun, Jakarta, Sabtu (23/10).Sebastian menambahkan, seharusnya metode primitif yang mahal itu dirubah ke cara yang lebih efektif dan lebih bermanfaat
"Undang ahli luar negeri jelaskan ke DPR, bisa dapatkan informasi dari wakil negara yang dibutuhkan di Indonesia
BACA JUGA: Hasil Pilkada Minahasa Selatan Digugat
Dapatkan literatur darimana sajaFormappi tidak mengharamkan studi banding DPR
BACA JUGA: Pilkada Identik dengan Money Politic
Hanya saja, kata dia, hasil dari kunjungan studi banding DPR itu ditunjukkan betul-betul untuk kepentingan masyarakat."Kita tidak mengatakan studi banding haram, tapi tunjukan studi banding itu penting dan dampaknya ke masyarakat nyataDPR studi banding soal pembangunan jalan raya, macet, tapi buktinya di Jakarta tetap macet," ucapnya(awa/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lily Wahid Dituding Gelapkan Dana Rp 1 M
Redaktur : Tim Redaksi