jpnn.com - JAKARTA - Politikus Partai Golongan Karya Priyo Budi Santoso siap bertarung dengan kandidat lainnya dalam perebutan kursi ketua umum PG pada musyawarah nasional luar biasa Mei 2016 mendatang.
Mantan Wakil Ketua DPR itu ingin menyelamatkan PG dari keterpurukan dan kehancuran. Karenanya, Priyo sudah menyiapkan konsep untuk memimpin partai berlambang pohon beringin itu.
BACA JUGA: Tak Percaya, Hakim Bakal Konfrontir Keterangan Anggota DPR Ini
Dia mengatakan, kalau diberi amanah maka akan membawa PG mengedepankan strategi melakukan lompatan besar.
"Lompatan besar itu harus berpikir tidak biasa tapi harus berpikir yang luar biasa," kata Priyo saat diskusi bertajuk "Babak Baru Partai Politik di Indonesia" di kantor Jenggala Center, Jakarta, Senin (25/4).
BACA JUGA: Kasat Disuap Bandar Narkoba, Jaksa Agung Siap Hukum Berat
Dalam kesempatan itu, Priyo pun menjelaskan tujuh poin lompatan besar untuk menyelamatkan PG. Pertama, Priyo menegaskan, membangun kembali jalur keluarga ABG yakni ABRI, birokrasi dan Golkar. Maksud Priyo bukan kekuatan militer ABRI. "Maksud saya adalah keluarga besarnya, bukan militernya, bukan birokrasinya," katanya. Dia akan mengajak purnawirawan TNI, Polri dan mantan birokrat masuk kepengurusan PG.
Kedua, Priyo menegaskan, akan menginstruksikan seluruh kader PG dekat dengan rakyat dan berbagai kalangan. Ia akan menghilangkan kesan borjuis yang selama ini ada di PG. Ketiga, perubahan cuaca politik akan memberikan karpet merah pada pemimpin partai yang energik, muda dan fresh dan berisiko terhadap kepemimpinan yang tidak menuju tren kerakyatan tersebut.
BACA JUGA: Klik! Penjelasan Mabes Polri soal Rumor Kerusuhan Tolikara
Keempat, Priyo mengatakan, kantor DPP PG akan dijadikan pusat komando sekaligus penyampaian aspirasi rakyat. Tanpa adanya itu, Priyo khawatir PG akan menjadi seperti kuburan.
"Saya impikan pusat komando itu jadi wilayah rakyat sampaikan aspirasi. Kita jadikan aspirasi energi," ungkapnya.
Kelima, kata Priyo, Golkar harus menggunakan kesempatan pada pemilihan kepala daerah untuk merebut kemenangan di daerah. Keenam, Priyo akan mengutamakan politik luhur yang mengedepankan tata krama.
Ketujuh, Priyo melanjutkan, PG butuh komando untuk mendistribusikan perintah ke pengurus darrah. "Pengalaman saya 17 tahun menjadi juru bicara partai di parlemen, saya merasa sebuah partai butuh meredistribusi komando," ungkap Priyo.
Karenanya, ia menegaskan, jika diberi mandat maka siap untuk mewakafkan energi membangkitkan dan mengembalikan energi PG. "Kita payungi segala perbedaan yang ada," ujarnya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Awas! Modus Paket Umrah Bersubsidi
Redaktur : Tim Redaksi