JAKARTA - Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso meminta Ketua DPR Marzuki Alie tidak mengaitkan rencana pembangunan gedung baru DPR RI dengan mantan Ketua DPR Agung Laksono.
"Saya kira Pak Agung Laksono tidak perlu diewer-ewerTidak perlu dihadirkan, kalaupun dipandang perlu, cukup pertemuan informal saja," kata Priyo Budi Santoso, menyikap pernyataan Ketua DPR Marzuki Alie tentang keterkaitan Agung Laksono dengan rencana pembangunan gedung baru DPR, di gedung DPR, Senayan Jakarta, Selasa (5/4).
Dijelaskan Priyo, rencana pembangunan gedung baru DPR telah diputuskan sesuai dengan mekanisme yang sah dan anggarannya telah disetujui dalam APBN
BACA JUGA: Marzuki Janji Buka Dokumen Gedung Baru DPR
Karenanya, kalau ada silang pendapat, diklarifikasi saja karena masalah itu juga telah diputuskan dalam rapat BURT dan paripurna DPR.Sebelumnya dalam rapat paripurna DPR, Selasa (5/4), anggota Fraksi Hanura, Akbar Faizal menghampiri Ketua DPR Marzuki Alie untuk meminta agar pembangunan gedung baru DPR tidak dilanjutkan, karena menyakiti hati rakyat.
Saat ‘perdebatan’ dengan Marzuki, Akbar menyatakan, ruang kerjanya tidak semewah ruang kerja Marzuki dan kalah mewah dengan ruang kerja Lurah Menteng
BACA JUGA: Kemenangan Calon PDIP di Wakatobi Digugat
Ia menyatakan, ruang kerjanya tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan ruang kerja menteri.Akbar lalu menuding Setjen DPR
"Kelihatannya, kan, Setjen yang enggak bener, membiarkan kita (DPR) babak belur
BACA JUGA: Soal Gedung Baru, Marzuki Seret Agung Laksono
Lihat saja, tadi dia (Sekjen DPR Nining Indra Saleh, red) enggak mau jelasin, kan," kata Akbar Faizal.Seharusnya Setjen DPR memberikan penjelasan kepada masyarakat yang membutuhkan informasi terkait rencana pembangunan gedung baruSelama ini, masyarakat protes karena tidak mengerti"Harus dijelaskan kepada publikItu yang diperlukanJelaskan tak ada spa, harga per ruangan enggak sampai Rp800 juta, imbuh Akbar.
Sementara itu Sekjen DPR Nining Indra Saleh lakukan gerakan tutup mulutIa tidak mau berkomentar soal tudingan para anggota DPR periode 2004-2009 yang menyebutkan bahwa tak pernah ada rencana pembangunan gedung baru, termasuk soal pengajuan desain gedung DPR yang diajukan PT Yodya Karya.
"Aduh, apa-apaan ini? Nanti dijelaskan, yaKan, semua ada di web site, bisa dilihatEnggak usah curiga-curigalah, kita sudah terbuka," tukas Nining Indra Saleh(fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Golkar Bidik 10 Juta Kader
Redaktur : Tim Redaksi