jpnn.com, JAKARTA - Produk tembakau alternatif hingga saat ini masih belum dimaksimalkan untuk menurunkan angka perokok global.
Hal ini dibahas oleh peneliti, dokter, ilmuwan, perwakilan pemerintah dan parlemen, maupun berbagai pemangku kepentingan dari seluruh dunia dalam Global Nicotine Forum (GFN) ke-7 pada 11-12 Juni lalu.
BACA JUGA: Kurangi Jumlah Perokok, Produk Tembakau Alternatif Perlu Dukungan Pemerintah
Gerry Stimson, salah satu pembicara di GFN sekaligus Profesor Emeritus di Imperial College London, mengatakan kehadiran produk tembakau alternatif menciptakan peluang besar untuk mendorong perokok beralih dari rokok.
Sebab, berbagai strategi yang telah dilakukan para pemangku kepentingan terkait selama ini belum menunjukkan hasil yang signifikan dalam menurunkan jumlah perokok di seluruh dunia yang telah mencapai 1,2 miliar jiwa.
BACA JUGA: Pemerintah Diminta Segera Susun Regulasi Produk Tembakau Alternatif
"Rokok adalah sistem pengantar nikotin yang memiliki risiko tinggi dan sekitar 7 juta orang setiap tahunnya meninggal karena penyakit yang disebabkan oleh kebiasaan merokok. Jadi kehadiran produk tembakau alternatif benar-benar memberikan kita potensi besar untuk membuat orang beralih dari kebiasaan merokok. Namun, pengguna produk ini masih sangat minim, mungkin sekitar 3-4% dari 1,2 miliar perokok," kata Gerry.
Terpisah, Ahli Toksikologi Universitas Airlangga Shoim Hidayat, menjelaskan produk tembakau alternatif meminimalisir risiko karena tidak menghasilkan TAR, zat kimia berbahaya yang dihasilkan dari proses pembakaran pada rokok.
BACA JUGA: Pemerintah Diminta Segera Melakukan Kajian Ilmiah Produk Tembakau Alternatif
Berdasarkan data National Cancer Institute Amerika Serikat, TAR mengandung berbagai senyawa karsinogenik yang dapat memicu kanker.
"TAR ini sebuah cairan kental yang warnanya kecoklat-coklatan yang terdiri dari senyawa yang sangat kompleks, ada lebih dari 4.000 senyawa dan sekitar 70 hingga 90 yang bersifat karsinogenik. Berdasarkan laporan IARC (International Agency for Research on Cancer) ada dua komponen yang berperan aktif sebagai karsinogen yaitu Benzopyrene dan Tobacco-specific nitrosamines (TSNA)," ujarnya.
Karena itu, Shoim melanjutkan, TAR adalah komponen yang berbahaya dari penggunaan rokok, bukan nikotin. Dengan demikian, produk tembakau alternatif merupakan penghantar nikotin yang dapat membantu perokok dewasa yang ingin berhenti merokok secara bertahap.
"Jadi tujuan produk tembakau alternatif ini agar para perokok bisa memperoleh nikotin melalui produk yang risikonya lebih rendah. Karena berdasarkan hasil sejumlah kajian ilmiah, pemerintah seharusnya memfasilitasi dan mendukung peredaran produk tembakau alternatif," ucapnya.
Peneliti Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP), Amaliya, mendorong pakar kesehatan dan akademisi di Indonesia untuk meneliti produk tembakau alternatif.
Tujuan dari penelitian tersebut untuk menciptakan informasi akurat bagi publik. Sebab, informasi mengenai produk ini masih minim lantaran belum banyaknya penelitian yang dilakukan di dalam negeri.
“Selalu menganalisis metode penelitian dan faktor-faktor perancu yang mempengaruhi hasil penelitian. Ketidaktepatan penggunaan alat atau tidak sesuai dengan kondisi nyata di dalam kehidupan sehari-hari juga dapat mempengaruhi hasil penelitian,” katanya.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy