Produksi Durian Meningkat, Indonesia Bisa Menjadi Pemain Utama

Rabu, 04 November 2020 – 14:49 WIB
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat mengunjungi kebun durian di Bogor, Jawa Barat. Foto: Humas Kementan RI.

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) meminta petani durian untuk meningkatkan produksi perkebunan masing-masing karena harga buah tropis itu sangat menjanjikan.

"Durian adalah buah unggulan Indonesia yang memiliki pangsa pasar lokal dan internasional. Buah ini laku keras karena memiliki penggemar yang sangat luas," kata Mentan Syahrul ketika mengunjungi salah satu kebun durian di Kota Bogor, Jawa Barat sebagaimana keterangan tertulis pada Rabu (4/11).

BACA JUGA: PPPK Penyuluh Pertanian Mengajukan Permintaan ke Mentan

Indonesia yang terletak di Katulistiwa memang dianugerahi plasma nutfah yang melimpah. Salah satunya melalui buah tropis seperti durian.

Di kawasan Asia Tenggara, buah durian memiliki nilai ekonomi yang tinggi, karena harga jualnya cukup menjanjikan dibanding buah tropis lainnya.

BACA JUGA: Jelang Pulang, Habib Rizieq Menyampaikan Kalimat Ancaman

Selain menjadi primadona di pasar niaga, daya tarik durian yang mampu mencuri perhatian adalah kandungan belerang (sulfuric smell), terlebih ketika durian matang dengan aromanya yang khas.

Mengacu data Badan Pusat Statistik BPS, produksi durian pada 2019 mencapai 1,16 juta ton, naik 1,6 persen dari tahun sebelumnya.

BACA JUGA: Penjelasan Mentan soal Sertifikasi Kompetensi PPPK Penyuluh Pertanian

Sekretaris Yayasan Durian Indonesia (YDI) Iwan Subakti menyebutkan, kenaikan produksi durian tersebut tidak dibarengi dengan peningkatan mutu, sehingga nilai jualnya menurun. Khususnya untuk durian lokal yang minim perawatan.

"Perlakuan panen yang tidak baik akan menghasilkan penurunan jumlah dan kualitas durian. Hal ini cenderung mengarah pada durian lokal yang diborongkan, yang akan dipanen serentak baik tua maupun muda dengan sistem ditarik bukan dipetik," ucap Iwan saat dihubungi, Rabu.

Luka bekas sayatan pada kulit pohon durian karena tarikan biasanya akan menyebabkan bunga tidak muncul kembali. Dengan demikian, kata Iwan, lambat laun produksinya juga akan menurun.

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan Kuntoro Boga Andri menyampaikan bahwa secara makro berdasarkan data BPS, kurun waktu empat tahun terakhir produksi buah nasional mengalami peningkatan.

Pada 2019 misalnya, produksi buah-buahan lokal Indonesia mencapai 22,5 juta ton atau naik 4,8 persen jika dibanding tahun 2018. Bahkan jenis buah-buahan tahunan menjadi komoditas terbesar ketiga setelah kopi dan tanaman obat. Nilai ekspornya kurang lebih mencapai US$140.228,90.

Lima tahun belakangan ini, kata Kuntoro, kebun durian di Indonesia mulai menggeliat. Dari kebun skala kecil besar dengan luas lahan ratusan hektare. Di Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi, juga terlihat kemunculan kebun-kebun skala besar.

"Dengan berjalannya waktu bisa saja Indonesia menjadi pemain utama durian ini. Tetapi, jika kita bicara budidaya durian, pasti akan mengacu pada dua hal. Pertama hutan durian dengan durian lokalnya yang memang sangat banyak dan yang kedua adalah kebun durian yang mulai ditata budidayanya," tutur Kuntoro.

Pada kebun durian yang dikelola secara budidaya ini, diakuinya bahwa masih bersaing dengan Malaysia dan Thailand. Sebab, kedua negara itu sudah lama berkebun durian dengan menggunakan pemilihan klon unggulan, menerapkan pengaturan jarak tanam, pemupukan vegetatif dan generatif, serta pemakaian irigasi khusus.

Iwan Subakti bersama YDI sekarang aktif mengurus beberapa kebun durian di Jawa Tengah, Jawa Barat juga di Banten untuk menjadi contoh kebun durian yang baik, sehingga dapat diadopsi bagi petani durian yang lain. Indonesia bahkan sudah mengekspor durian mulai yang fresh, durian kupas dan daging durian yang dibekukan dengan nitrogen cair. Salah satu negara tujuannya adalah Malaysia.(*/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler