Produksi Gabah Petani Terancam Turun, Bulog Lakukan Ini

Kamis, 21 Januari 2016 – 19:46 WIB
Ilustrasi beras di gudang Bulog/ Dok Jawa Pos

jpnn.com - JAKARTA- Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti menyatakan tantangan untuk menjaga ketahanan pangan nasional ke depan semakin berat. Alasannya ujar Djarot, antara lain karena pertambahan penduduk, alih-fungsi lahan pangan menjadi kawasan pemukiman dan industri serta perubahan iklim.

Selain itu menurut Djarot, dua negara yakni Myanmar dan Thailand yang selama ini menjadi pemasok beras Indonesia juga mengalami penurun produksi beras karena adanya old crop (tanaman tua) yang memicu turunnya minat petani setempat menanam padi serta musim kekeringan yang berkepanjangan sebagai akibat adanya elnino.

BACA JUGA: Siap-Siap Ya! Istana Minta Sikat Semua Situs Radikalisme

"Dalam situasi sulit tersebut Perum Bulog ditugaskan menyerap produksi padi petani Indonesia sebesar 4 juta ton beras yang didapat dari produksi gabah kering giling (GKG) nasional tahun 2016 yang diperkirakan sebesar 75,55 juta ton GKG," kata Djarot Kusumayakti, kepada wartawan di Jakarta, Kamis (21/1).

Tugas tersebut menurut Djarot, merupakan tantangan yang besar karena bersamaan dengan berlangsungnya dampak kemarau panjang yang berpotensi menyebabkan masa penceklik yang lebih panjang sehingga panen mundur bahkan gagal yang ujung-ujungnya menghambat kenaikan produksi gabah.

BACA JUGA: Pengamat : Pertamina Jangan Berkoar Waktu Rugi Saja

Terlepas dari ancaman tersebut lanjutnya, Perum Bulog juga berkomitemen meningkatkan kuaitas beras rakyat sejahtera (dulu namanya raskin). Untuk itu, Perum Bulog mengambil langkah antara lain, meningkatkan pengawasan atas pemeriksaaan kualitas dan kuantitas saat pengadaan dan selama penyimpanan serta pemisahan produk yang sudah bersih menjadi bermacam-macam kualitas atas dasar sifat-sifat fisik.

"Untuk itu, Bulog bekerjasama dengan Tikor Raskin setempat untuk pengecekan kualitas sebelum dan saat penyaluran beras," tegasnya.

BACA JUGA: Ditanya soal Jatah untuk Oknum Komisi V, Begini Tanggapan Tersangka Damayanti

Selain itu, ujar Djarot, juga dilakukan monitoring dan evaluasi pemeriksaan kualitas dan kualitas beras secara periodik serta tetap memberlakukan standar manajeen ISO di gudang-gudang yang dilakukan bersama tim independen.

"Kalau dalam pendistribusiannya nanti masih ditemukan kualitas raskin yang kurang baik, Bulog menukar beras tersebut sesuai dengan standar yang ditentukan pemerintah," pungkasnya.(fas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bamsoet Khawatir, Tantowi Heran, Semua Terkejut


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler