Produksi Migas Sudah 99 Persen dari Target

Kamis, 22 Maret 2018 – 09:18 WIB
Ilustrasi sumur migas. FOTO : Jawa Pos

jpnn.com, JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat produksi minyak harian 800.147 barel minyak per hari (bopd) pada awal tahun ini.

Sementara itu, produksi gas mencapai 7.707 mmscfd per 17 Maret 2018.

BACA JUGA: Bamsoet Waswas Pekerja Asing Bakal Banjiri Industri Migas

Saat ini, pemerintah berusaha menjaga produksi minyak dan gas bumi agar tidak terus menurun.

Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Wisnu Prabawa Taher menyatakan, secara total, produksi minyak dan gas tanah air mencapai 2,12 juta barel setara minyak per hari.

BACA JUGA: Usai Erupsi, Konsumsi Avtur di Bali Naik Lagi

’’Kalau produksi, hampir 99 persen dari target,’’ terang Wisnu, Rabu (21/3).

Dalam APBN 2018, target lifting minyak dan gas mencapai dua juta barel setara minyak per hari.

BACA JUGA: Pertamina EP Siap Kelola Lapangan Migas Sukowati

Jumlah itu terdiri atas target lifting 800 ribu barel minyak per hari dan gas bumi 1,2 juta barel setara minyak per hari.

Akan tetapi, total produksi bulanan minyak masih di bawah target, yaitu 785.817 bopd. Sementara itu, produksi minyak tahunan mencapai 778.803 bopd.

Untuk produksi gas bumi, secara bulanan berada di angka 7.698 mmscfd dan tahunan 7.782 mmscfd.

Di sisi lain, rata-rata Indonesian crude price (ICP) USD 63,60 per barel.

Kontribusi produksi minyak dan gas bumi terbesar masih berasal dari Blok Cepu, Blok Rokan, dan Pertamina EP.

Tahun lalu, Blok Rokan yang dioperatori Chevron Pacific Indonesia berhasil menyumbang 224,3 barel minyak per hari.

Blok Cepu yang dioperatori Mobil Cepu Ltd dengan 204,2 barel minyak per hari dan Pertamina EP yang memiliki beberapa blok di Indonesia dengan total lifting minyak bumi 77,5 bopd.

Sementara itu, penyumbang lifting gas terbesar tahun lalu adalah Blok Mahakam dengan 1,255 barel setara minyak per hari.

Disusul Berau, Wiriagar, dan Muturi dengan 908 barel setara minyak per hari.

Wisnu menerangkan, belum adanya kepastian transisi delapan blok migas yang masa kontraknya habis tahun ini belum berpengaruh langsung terhadap target lifting maupun produksi migas nasional.

’’Itu kan nanti bisa lebih ke profil untuk jangka panjang. Kalau sekarang kami maintenance, yang penting lapangan tetap optimal,’’ kata Wisnu. (vir/c18/fal)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Tawarkan 26 Blok Migas kepada Investor


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler