Produksi Minyak 2011 Jauh Dari Target

Jumat, 16 Desember 2011 – 18:48 WIB

JAKARTA--BPMigas mencatat bahwa produksi minyak bumi untuk tahun 2011 ini hanya berhasil dicapai sebesar 903,4 ribu barel per hari (bph)Capaian ini jauh di bawah target pemerintah yang ditetapkan dalam APBN-P sebesar 945 ribu bph.

"Produksi Minyak dan Gas Bumi nasional pada 2011 ini mencapai 2,4 juta barel setara minyak per hari (barrels oil aquivalent), terdiri atas produksi minyak sebanyak 903.441 bph dan gas 1,5 juta barel setara minyak," ucap Kepala BPMigas, R Priyono dalam konferensi pers mengenai Laporan akhir tahun kegiatan usaha hulu Migas 2011 di Jakarta, Jumat (16/12).

Jumlah tersebut kata Priyono juga mengalami penurunan dibandingkan produksi Migas 2010 sebanyak 2,5 juta barel setara minyak per hari (barrels oil aquivalent), terdiri atas 944.898 barel minyak per hari dan gas 1,58 juta barel setara minyak per hari.

"Namun produksi Migas pada tahun ini lebih tinggi dari tahun 2009 yang hanya mencapai 2,3 juta barel setara minyak per hari (barrels oil aquivalent)," terang dia.

Disebutkan Priyono, berdasarkan kondisi yang ada di lapangan yang dihadapi KKKS, terdapat sejumlah kendala eksternal dalam mengejar target produksi Migas yang ditetapkan pemerintah.

Total kendala eksternal itu ungkapnya, merupakan gangguan non teknis yang mencapai 1.234 kasus dan sebagian besar berada di luar kemampuan BPMigas dan lintas sektotra

BACA JUGA: Muhammadiyah Tinggalkan Transaksi Ribawi

Antara lain, pencurian peralatan Migas, gangguan operasi non teknis seperti unjuk rasa, sabotase, penghentian kegiatan, ancaman dan lainnya.

"Angka gangguan non teknis itu lebih tinggi dari tahun lalu yang hanya sebesar 756 kasus," ujar Priyono.

Sementara lanjut Priyono, gangguan non teknis lainnya yang membuat produksi menjadi terkendala terjadinya pengentalan minyak pipa milik PT Chevron Pasifik Indonesia akibat cuaca buruk, tidak jelasnya perpanjangan kontrak blok West Madura Offshore, kebakaran FSO Lentera Bangsa milik PT Trada Maritim Tbk, gangguan Hose, Star Energy dan Camar Resources karena cuaca.

"Kendala teknis antara lain, kerusakan pipa lifting dan kompressor di lapangan Udang Alfa, Bravo dan problem lifting sumur BN-18 di lapangan Banyu yang dikelola Pertamian EP
Kemudian total E&P Indonesia mengalamiu gangguan teknis, berupa kerusakan kompressor dibeberapa lapangan dan belum kembalinya produksi normal lapangan Tunu setelah Major maintenance di bulan Juni lalu," pungkasnya

BACA JUGA: Kisruh Politik, Ganggu Investasi

BACA JUGA: Setelah 14 Tahun, Indonesia Kembali Jadi Target Investasi Dunia

(Yud/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jembatan Selat Sunda Pakai Teknisi Italia


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler