Produksi Minyak Global Dipangkas Mulai Januari 2017

Senin, 12 Desember 2016 – 08:39 WIB
Ilustrasi. Foto: AFP

jpnn.com - WINA - Negara-negara produsen minyak OPEC dan non-OPEC membuat kesepakatan produksi minyak di Wina, Sabtu (10/12).

Kedua pihak sepakat bersama-sama memangkas produksi minyak global mulai Januari 2017.

BACA JUGA: Harga Gas Terlalu Murah, Industri Hulu tak Akan Berkembang

Itu adalah kesepakatan pertama sejak 2001 silam.

Hadir dalam deal tersebut Menteri Energi Rusia Alexander Novak, Presiden OPEC sekaligus Menteri Energi Qatar Mohammed bin Saleh Al-Sada, dan Menteri Energi Arab Saudi Khalid Al-Falih.

BACA JUGA: Mandiri Target Transaksi E-Money Rp 500 Miliar Sebulan

Kesepakatan itu dilakukan sebagai tindak lanjut dari melimpahnya produksi minyak dunia selama dua tahun terakhir.

Kelebihan suplai membuat harga minyak jatuh, bahkan menciptakan kondisi yang tidak kondusif di beberapa negara.

BACA JUGA: Program Berkesinambungan Bawa PHE WMO Raih Proper Emas

”Perjanjian ini resmi disepakati dan akan mempersiapkan kami menuju kerja sama jangka panjang,” ujar Khalid Al-Falih seperti dikutip Reuters.

Pekan lalu, Organisasi Negara Eksportir Minyak atau OPEC sepakat memangkas produksi hingga 1,2 juta barel per hari mulai 1 Januari 2017.

Konsensus kartel pimpinan Arab Saudi itu membuat Indonesia kembali keluar dari keanggotaan OPEC.

Indonesia tidak mungkin memangkas produksi di tengah kebutuhan fiskal tahun depan.

Kesepakatan di Wina sekaligus menjadi jawaban dari perdebatan panjang antara OPEC dan Rusia sebagai negara non-OPEC.

Rusia pada 15 tahun lalu gagal menepati janji untuk memotong produksi minyak bersama OPEC. 

Kali ini, Negeri Beruang Merah itu diharapkan bisa melakukan pemangkasan secara nyata meski banyak analis yang masih mempertanyakan berapa banyak negara non-OPEC yang mau melakukan penurunan produksi alami sebagai bentuk kontribusi terhadap perjanjian.

Produsen non-OPEC sepakat mengurangi output sebanyak 558 ribu barel per hari. Lebih minim dari target awal, yakni 600 ribu barel per hari.

”Kesepakatan ini bakal mempercepat stabilisasi pasar minyak, mengurangi volatilitas, serta menarik investasi baru,” ujar Menteri Energi Rusia Alexander Novak.

Dia menambahkan, Rusia akan memotong pasokan minyak sebesar 300 ribu barel per hari.

Hal itu akan dilakukan secara bertahap. Pada akhir Maret, Rusia akan memproduksi 200 ribu barel per hari.

”Output Rusia akan turun menjadi 10,9 juta barel per hari setelah enam bulan,” kata Novak.

Selain Rusia, pembicaraan di Wina dihadiri anggota non-OPEC lain.

Di antaranya, Azerbaijan, Bahrain, Bolivia, Brunei, Equatorial Guinea, Kazakhstan, Malaysia, Meksiko, Oman, Sudan, dan Sudan Selatan.

Novak menyatakan, negara OPEC dan non-OPEC pada pertemuan tersebut bertanggung jawab atas 55 persen dari output global.

Pengurangan bersama kedua pihak yang mencapai sekitar 1,8 juta barel per hari adalah setara dengan sekitar dua persen dari pasokan minyak global.

Banyak negara non-OPEC seperti Meksiko dan Azerbaijan yang menghadapi penurunan alami dalam produksi minyak.

Oman menyatakan akan memangkas produksi 45.000 barel per hari dan Kazakhstan akan mencoba mengurangi 20.000 barel per hari tahun depan. (agf/ken/c5/sof/jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Perbankan Domestik Menguntungkan, LPS Bebankan Premi Tambahan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler