Prof Ahmad Zahro: Pengurus NU Jangan Baper, Tersinggung Lapor Polisi

Rabu, 28 Oktober 2020 – 12:31 WIB
Prof Ahmad Zahro. foto tangkapan layar YouTube

jpnn.com, JAKARTA - Mustasyar Komite Khittah Nahdlatul Ulama 1926 Prof Ahmad Zahro menyesalkan pembuatan film My Flag: Merah Putih versus Radikalisme.

Film pendek yang diputar di NU Channel ini untuk memperingati Hari Santri.

BACA JUGA: Pengumuman Wamenag untuk Seluruh Kiai dan Santri

Namun, menurut Ahmad Zahro, langkah tersebut kurang tepat.

Peringatan Hari Santri bisa dilakukan dengan cara lain tanpa menimbulkan kontroversi.

BACA JUGA: Gus Nur Sudah Membuat Warga NU Marah

"Sebenarnya kalau ingin memperingati Hari Santri yang benar itu, lomba membaca kitab, lomba pidato atau ceramah, lomba menghafal ayat Al-Qur'an. Itu ciri khas pesantren yang mulai agak tergusur. Membaca kitab itu kan ruhnya pesantren," kata Prof Zahro dalam kanal Hersubeno Arief di YouTube.

Dia melanjutkan, ceramah atau pidato itu kehebatan kiai.

BACA JUGA: Prof Ahmad Zahro Terkejut Menonton Film My Flag

Semua kiai tidak mungkin tak bisa ceramah. Kalau tidak bisa ceramah berarti bukan kiai benaran.

"Mestinya itu, bukan dengan membuat film My Flag," cetusnya.

Meski begitu, dia memahami itu hak para pembuat film tetapi harusnya menyadari bahwa niat baik kadang-kadang juga bisa berefek buruk, termasuk kontroversi film My Flag.

Banyak respons negatif yang mengkritisi film tersebut di media sosial dan cukup menimbulkan keriuhan.

Kalau sudah riuh, lanjutnya, nama besar NU tercoreng.

Seolah-olah NU itu tidak menghargai perempuan bercadar, padahal kan tidak begitu.

"Saya sependapat dengan pernyataan salah satu tokoh bahwa NU itu enggak salah apa-apa, yang salah itu yang mengurus NU. Jadi NU jangan disalah-salahkan dan jangan dihina," ucapnya.

Dia mengingatkan orang-orang yang menjadi pengurus NU itu harus kuat mental, sabar, dan bijaksana.

Pengurus NU juga harus dewasa, harus matang, lapang dada dan dingin kepalanya. Jangan baper, jangan sensi, jangan mudah merasa tersinggung kemudian melapor polisi," katanya.

"Pengurus NU jangan seperti itu. Orang kalau jadi pemimpin itu tidak boleh baper harus bisa menerima kritik sepahit apa pun, setidak enak apa pun karena itu adalah tanggung jawab dan efek seseorang ditunjuk sebagai pemimpin," tandasnya. (esy/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler