Prof Ahmad Zahro Terkejut Menonton Film My Flag

Rabu, 28 Oktober 2020 – 07:08 WIB
Prof Ahmad Zahro, Mutasyar Komite Khittah NU 1926 mengaku terkejut menonton Film My Flag. Foto: tangkapan layar YouTube

jpnn.com, JAKARTA - Sebuah film pendek berjudul My Flag: Merah Putih versus Radikalisme yang ditayangkan di NU channel mengundang kontroversi.

Ini lantaran salah satu adegannya memperlihatkan perkelahian antara santriwati kelompok pembawa bendera Merah Putih dan kelompok santriwati bercadar dengan membawa bendera putih serta hitam.

BACA JUGA: Pengakuan Gus Nur kepada Penyidik Bareskrim Polri, Oh Ternyata

Prof Ahmad Zahro, Mutasyar Komite Khittah  Nahdlatul Ulama 1926, mengaku terkejut melihat film tersebut. Seharusnya tidak ada film seperti itu.

"Saya terkejut sekali melihat filmnya itu. Andaikata dianggap ada manfaatnya, mudharatnya jauh lebih besar," kata Ahmad Zahro dalam kanal Hersubeno Arief di YouTube.

BACA JUGA: Penjelasan Terbaru Brigjen Awi soal Kasus Gus Nur, Refly Harun Siap-siap Saja

Menurut dia, orang sudah lupa dengan luka tetapi akhirnya dibangkitkan lukanya.

Yang terpenting semua kita adalah bangsa Indonesia.

BACA JUGA: Inilah Kekhawatiran Chandra Jika Gus Nur Tetap Ditahan

Kalau pun ada pengecualian tetapi mayoritas 99 persen benderanya Merah Putih.

Namun, pengecualian bukan dilawan seperti itu (seperti dalam film My Flag) tetapi dengan cara dinasihati. 

Ahmad Zahro mengatakan, setiap organisasi punya bendera organisasi.

Ada bendera NU, Muhammadiyah dan semua punya itu (bendera organisasi) sehingga tidak usah dipermasalahkan. 

Dia pun mempertanyakan, kenapa  harus dibuat film kemudian terkesan ada arogansi kekuasaan begitu.

Keberadaan Dilm My Flag itu juga dinilai tidak baik dari sudut pandang ukhuwah islamiyah.

"Andaikata tidak suka dengan, mohon maaf ya, mungkin dengan bendera yang ada kalimat Lailahaillallah. Ingat, itu adalah kalimat sakti di akhirat kita nanti. Mau itu bendera milik siapa pun tetapi kita harus punya kalimat Lailahaillallah Muhammadarrasulullah," bebernya.

Soal bendera bertuliskan kalimat Lailahaillallah dipakai oleh Saudi Arabia atau HTI, lanjutnya, itu urusan mereka dan bukan urusan kita sebagai bangsa Indonesia.

Urusan kita adalah bendera negara ini adalah Merah Putih, sudah final.

Kemudian, lanjutnya, Lailahaillallah itu Miftahul Jannah. Itu adalah kunci surga bagi kita yang beragama Islam. 

"Kita (umat Islam, red) yakini bahwa itu kalimat sakti entah sedang dipakai oleh ormas apa pun atau siapa pun tidak kita masalahkan. Yang utama, kita harus hormat pada kalimat itu," tandasnya. 

Dia meyakini, film My Flag bukan gambaran dari pemikiran mayoritas warga NU tetapi hanya personal yang ingin mengekspresikan ketidaksukaannya pada kelompok tertentu yang dianggap menyimpang.

Bagi Ahmad Zahro, itu hak mereka tetapi janganlah membangkitkan macan tidur atau membuka luka lama.

Penayangan film itu terasa sekali ada semacam keinginan menyudutkan atau mengalahkan kelompok tertentu.

"Okelah andai kata iya, tetapi ingat bahwa kita semua yang mengaku beragama Islam punya kepentingan dengan kalimat Lailahaillallah Muhammadarrasulullah yang diaku oleh kelompok tertentu sebagai bagian dari kebanggaan organisasi mereka," tandasnya. (esy/jpnn)

 

 

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler