Prof Mahfud Sebut Penganut Radikalisme Berpotensi Tebar Teror

Sabtu, 17 Agustus 2019 – 12:30 WIB
Mahfud MD. Foto: M. Fathra Nazrul Islam

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Moh Mahfud MD menyatakan, persoalan radikalisme harus mendapat perhatian serius. Alasannya, radikalisme dekat dengan terorisme.

"Batasnya tidak jauh. Seorang radikal itu kalau ada kesempatan dan bensinnya cukup itu ujungnya ke teror," kata Mahfud sebagaimana dikutip kantor berita ANTARA.

BACA JUGA: Di Depan Presiden Jokowi, Pak Oso Khawatirkan 2 Paham Pengancam NKRI

Dalam rangka menangkal radikalisme pula Mahfud dengan Gerakan Suluh Kebangsaan menggelar diskusi yang menghadirkan sejumlah tokoh, antara lain Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Suhardi Alius, Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir, Prof Komarudin Hidayat, Alwi Shihab, Salahuddin Wahid dan Benny Susetyo di Jakarta, Jumat (16/8). Tujuan diskusi itu adalah memetakan radikalisme sekaligus membuat rencana strategis penanganannya.

BACA JUGA: Maaf, Napi Kasus Terorisme Tak Diusulkan Dapat Remisi HUT Kemerdekaan RI

BACA JUGA: Waduh, Tiongkok Anggap Demonstrasi Hong Kong Terorisme

"Kami mengundang Kepala BNPT agar kami mendapatkan informasi mengenai bagaimana peta sebenarnya yang ada di hadapan kita tentang gerakan terorisme dan radikalisme ini," kata Mahfud.

Pada kesempatan sama Suhardi mengatakan, pemuka masyarakat punya peran sangat penting untuk membantu mencegah beredarnya paham radikal teroris di masyarakat. "Mereka yang bisa menjadi penyejuk di masyarakat jika terjadi perbedaan pandangan atau pilihan dan bisa memberikan pencerahan jika di lingkungan masyarakat terjadi upaya-upaya infiltrasi penyebaran paham radikal," ujar Suhardi.

BACA JUGA: Mahfud MD: Saya Kerjain Dia

Menurut Suhardi, radikalisme dan terorisme adalah persoalan serius yang bisa mengancam keutuhan NKRI. Karena itu, untuk menanganinya harus ada kepedulian bersama.

BACA JUGA: Di Depan Presiden Jokowi, Pak Oso Khawatirkan 2 Paham Pengancam NKRI

"Ini adalah tanggung jawab moral kita bersama, tanggung jawab kolektif. Tidak boleh lagi ada silent majority. Ketika melihat kesalahan, tentunya kita harus bersama-sama untuk mengoreksi," kata Suhardi.(ara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Enzo Disebut Terpapar Radikalisme, Menhan Bereaksi Keras


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler