Prof Sri Soemantri Meninggal Dunia, PA GMNI Berduka

Rabu, 30 November 2016 – 18:58 WIB
Prof. (Em.) Dr. H.R.T. Sri Soemantri Martosoewignjo, SH., MH (kanan) saat menerima kenang-kenangan dari Rektor Unpad, Prof. Tri Hanggono Achmad, pada Perayaan 90 Tahun Sri Soemantri di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Bansung, 6 Oktober 2016. Foto: unpad.ac.id

jpnn.com - JAKARTA - Indonesia kembali kehilangan salah satu putra terbaiknya. Adalah Prof Sri Soemantri Martosoewignjo, pakar ilmu hukum tata negara yang menghembuskan nafas terakhirnya Rabu (30/11) pukul 15.13.

Guru besar emeritus di Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung itu meninggal dunia pada usia 90 tahun di Rumah Sakit Premier Jatinegara, Jakarta Timur.  Pria kelahiran Tulungagung yang berulang tahun setiap 15 April itu tidak hanya dikenal karena kepakarannya di bidang tata negara, tapi juga memiliki peran penting dalam sejarah perjalanan Indonesia.

BACA JUGA: Ini Penjelasan Polri Soal Larangan PO Bus Mengangkut Demonstran 212

Almarhum juga dikenal sebagai salah satu pendiri Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) yang dideklarasikan pada 23 Maret 1954. Karenanya kepergian Soemantri pun menyisakan duka mendalam bagi Pengurus Alumni GMNI.

“Keluarga besar GMNI menyampaikan turut berdukacita yang mendalam atas kepergian almarhum,” kata Ketua Umum Persatuan Alumni GMNI Ahmad Basarah melalui pesan singkat.

BACA JUGA: Kediaman Habib Rizieq Dijaga Ketat Laskar FPI

Ketua Pengurus Alumni GMNI Ahmad Basarah. Foto: dokumen JPNN.Com

BACA JUGA: Zulkifli Hasan: Umat Islam Indonesia Bisa Bersatu Meski Beda Mazhab

Basarah menuturkan, Prof Soemantri adalah sosok nasionalis tulen yang dikenal tegas dan teguh dalam beprinsip. Almarhum, sambung Basarah, tidak hanya mengabdikan dirinya di bidang pendidikan sebagai dosen.

“Beliau pernah tercatat sebagai salah seorang anggota Badan Konstituante, lembaga negara yang dibentuk untuk menggantikan Undang-Undang Dasar Sementara 1950 hasil Pemilu 1955,” tutur politikus muda PDI Perjuangan itu.

Selain itu, Sri Soemantri juga pernah terpilih mewakili PNI dari daerah pemilihan Jawa Timur pada Pemilu 1955. “Saat itu usia beliau 29 tahun yang tercatat sebagai anggota Badan Konstituante termuda,” tuturnya.

Karenanya PA-GMNI pun merasa kehilangan atas wafatnya Prof Soemantri. Sebab, pengajar di berbagai perguruan tinggi itu tidak hanya sebatas sebagai deklarator GMNI, tetapi juga selalu berbagi ilmu kepada para juniornya.

"Sebagai sesepuh GMNI, almarhum tetap konsisten berbagi pengalaman dan pengetahuan kepada kader-kader GMNI hingga tutup usia. Keluarga Besar GMNI sangat berduka atas kepergian almarhum,” pungkas Basarah.(ara/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... PDIP Minta Pimpinan DPR Segera Inisiasi Revisi UU MD3


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler