Prof Zainuddin Usulkan Model Pembelajaran yang Cocok di Tengah Pandemi Covid-19

Sabtu, 23 Mei 2020 – 13:16 WIB
Prof Zainuddin Maliki. Foto: source for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi X DPR RI Prof Zainuddin Maliki mengatakan tahun ajaran baru 2020-2021 tidak perlu digeser dari Juli 2020 ke Januari 2021, karena pandemi Covid-19 belum dipastikan kapan berakhirnya.

Nah, untuk menyiasati proses pembelajaran ke depan dalam kondisi yang tidak normal ini, dia menyarankan agar pemerintah cukup mengubah basis pembelajaran dari sebelumnya berbasis konten (content base) ke basis proyek (project base).

BACA JUGA: Bamsoet Minta Kemendikbud Mengkaji Kendala Pembelajaran Jarak Jauh

“Saya juga mengusulkan dibentuk semacam tim teaching. Tim ini akan bertugas menyusun model pembelajaran berbasis proyek yang akan diberikan sebagai penugasan kepada siswa. Proyek itu bisa gabungan dari beberapa mata pelajaran," ucap Prof Zainuddin saat berbincang dengan jpnn.com, Jumat malam (22/5).

Sebagai contoh, siswa diberi satu proyek untuk mencari satu masalah. Misalnya, tugas Biologi; aspek biologinya itu dia mencari spesies tertentu di sekitar lingkungannya. Nanti dari segi laporannya itu, guru Bahasa Indonesia bisa mengoreksi sisi bahasanya.

BACA JUGA: Percepat Pembelajaran Elektronik, Kemenag Gandeng Google

Untuk proyek ini juga masih bisa ditambahkan dengan mata pelajaran ilmu geografi, dan bahasa Inggris. Satu proyek itu dirumuskan sehingga masing-masing guru mata pelajaran yang tergabung dalam Tim Teaching tadi bisa memasukkan paket pembelajarannya ke satu proyek tersebut.

Inilah yang disebut dengan integrated curricuulm (kurikulum terintegrasi). Pembelajarannya pun tetap tematik. Jadi dalam satu tema bisa dipelajari dari beberapa sisi. 

"Itu bisa.  Di negara lain, seperti Australia, mereka sudah terbiasa dengan model pembelajaran seperti ini, mereka sudah biasa membentuk tim teaching," jelas mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya ini.

BACA JUGA: Anggota Polres Sikka Diduga Lakukan Perbuatan Terlarang, Begini Respons PMKRI Maumere

Maka, di tengah pandemi Covid-19 ini model pembelajarannya jangan lagi content base learning, atau pembelajaran berbasis isi yang diminta kurikulum. Sebab, penuntasan kurikulum akan sulit dicapai. Tetapi, utamakan pada project base.

Pembelajaran berbasis proyek ini menurutnya juga bisa digunakan untuk mengevaluasi soft skiil siswa. Misalnya anak-anak disuruh mencai satu spesies di selokan. Tentunya, bisa saja ada yang berhasil, ada yang bisa namun perlu waktu dan ada yang gagal.

Dari proses pengerjaan proyek itu, guru juga bisa melihat kesungguhan dari siswa, kerapihannya, termasuk penguasaan teknologinya. Misalnya siswa diharuskan merekam proses yang dilakukan dalam mengerjakan proyek yang ditugaskan tersebut.

"Harus didokumentasikan untuk portofolio. Ini lho aku ke selokan, mencari apa yang ditugaskan. Jadi bisa sambil belajar penguasaan teknologi smartphone misalnya," tukas politikus asal Jawa Timur ini.

Kemudian, tema-tema proyek bisa disesuaikan dengan perkembangan jiwa anak. Siswa kelas I tentu tidak tepat diberikan proyek yang dijadikan contoh tadi, atau dalam istilah pembelajaran disebut dengan Inkuiri and Discovery (mencari dan menemukan).

"Nah, kalau anak-anak yang kelas satu, kelas dua, itu mereka bisa bermain. Dari bermain, anak-anak itu bisa belajar tentang bagaimana cara bergaul, bisa mengasah emosi dan seterusnya. Itu penting untuk perkembangan jiwa anak. Melalui bermain itu dia bisa diajarkan pola hidup disiplin, pola hidup bersih," tuturnya.

Anggota Badan Legislasi (Baleg) DPR ini menyebutkan, model pembelajaran seperti ini seharusnya sudah dilakukan pada saat tidak ada Covid-19. Namun kenyataannya pada saat tidak ada Corona, guru dalam mengajar kesannya cuma untuk mengejar target kurikulum, atau bagaimana supaya skor UN-nya bagus.

"Yang penting apa yang ada di kurikulum sudah disampaikan, nanti soalnya keluar dari situ, tugas guru adalah mencari bank soal, lalu diajarikan untuk menyelesaikan soal-soal itu saja. Akhirnya, guru tidak sempat membentuk kepribadian anak, tak sempat membentuk soft skill. Tetapi anak-anak jelas pintar, waktu UN lulus semua," jelas prof Zainuddin.

Maka dari itu, sekarang waktunya untuk mengubah cara pembelajaran ini. Covid-19 bisa dijadikan momentum menerapkan pengajaran berbasis proyek.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) juga harus memfasilitasi guru untuk belajar menyusun project base laerning, belajar menyusun tim teaching agar mereka tidak bekerja secara individual.

"Proyeknya itu tidak harus diberikan setiap hari kepada siswa, diserahkan sekarang tetapi bisa diselesaikan dalam sepekan, misalnya. Nanti di tengah jalan ada kesulitan silakan berhubungan dengan guru. Nanti diakhir pekan ada latihan, latihannya potofolio. Begitu gambaran saya dan itu sangat visible," tandas Prof Zainuddin.(fat/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler