jpnn.com, BANJARMASIN - Seorang polisi di Kalimantan Selatan bernama Kompol Ricky Boy Sialagan lolos seleksi dan ditugaskan menjadi individual police officer (IPO) untuk misi perdamaian di Sudan Selatan Afrika.
Pria yang menjabat sebagai Kepala Subdit V Tipidsiber Ditreskrimsus Polda Kalsel ini bergabung dalam pasukan perdamaian United Nations Mission in South Sudan (UNMISS) dan bertugas sejak 6 Agustus 2022.
BACA JUGA: Angkatan Udara Jepang Datang ke Palembang, Punya Misi Perdamaian
Dia menjadi satu-satunya polisi di Kalsel untuk misi kali ini.
"Sekarang posisi sudah di Juba, Sudan Selatan," kata Ricky saat dihubungi JPNN, Rabu (10/8).
BACA JUGA: Kisah Prajurit TNI, Ramadan Dalam Misi Perdamaian PBB
Sebagai polisi yang berjibaku langsung di daerah konflik, lelaki berusia 39 tahun ini bakal menjalani serangkaian tugas dan dikirim ke sejumlah provinsi di Sudan Selatan.
Dia menjelaskan pasukan perdamaian PBB memiliki peran utamanya, yaitu melindungi warga sipil dari ancaman kekerasan fisik, melaporkan pelanggaran HAM, serta memastikan bantuan kemanusiaan sampai ke tangan pengungsi.
BACA JUGA: Palestina Kembali Memohon, Akankah PBB Mengabulkan?
Selain itu, Ricky juga mesti berperan untuk memantau implementasi perjanjian damai di Sudan Selatan.
Mantan Kasatreskrim Polres Kulonprogo itu mengaku tertarik melamar pekerjaan spesifik di bidang penyidikan yang masih berkaitan dengan misi perdamaian.
"Yang disidik misalnya adalah pelanggaran oleh personel United Nations (UN)," kata alumnus Akpol 2005 ini.
Adapun seleksi untuk bergabung dalam misi ke Sudan Selatan meleaati persyaratan cukup ketat.
Dia diuji langsung oleh sejumlah tester dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Menurut dia, tes untuk masuk misi pasukan perdamaian berkutat pada kemampuan writing dan listening bahasa Inggris, kemampuan menarik kesimpulan dalam waktu singkat, kemampuan roda empat dengan parkir sejajar, serta kemampuan menembak.
Lantas, apa kira-kira tantangan yang mengadang Ricky bertugas di negara ini? Rupanya bukan soal konflik atau aksi serangan di Sudan Selatan yang dikhawatirkannya.
Dia justru menganggap proses memahami budaya lokal warga sipil Sudan Selatan yang akan menjadi tantang terbesar.
Begitu juga pola kerja yang harus membuatnya beradaptasi dengan cepat. Maklum saja, budaya kerja di Indonesia sangat berbeda dengan pola yang diterapkan UN.
Sementara itu, dalam misi ini, Ricky tidak bakal bertugas sendirian. Dia diutus bersama 10 anggota Polri lainnya yang berasal dari satuan kerja dari daerah berbeda-beda.
Sepuluh anggota Polri lainnya antara lain AKP Yusuf Bambang Guritno (Satlatkor Brimob), AKP Tyan Lusiana Prabowo (Divisi Humas Mabes Polri), Ipda Weddy Koesnady (Satbrimob Polda Jabar), Aipda Teguh (Polda Jatim).
Selanjutnya, ada Bripka Firman Sanjaya (Polres Sanggau), Bripka Hanif (Satbrimob Polda Jateng), Bripka Erwin Tarigan (Ditreskrimum Polda Sumut), Bripka Ayu Sartika (Polda NTB), Briptu Atika Rose (Polres Lombok Barat), dan Bripka Junita Rahmadani (Polresta Pekanbaru). (mcr37/jpnn)
Redaktur : Friederich Batari
Reporter : Donny